Selasa 27 Sep 2011 13:57 WIB

FUI: Kasus Ambon Ditengarai Ditutup-Tutupi!

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Chairul Akhmad
Sejumlah anggota TNI membersihkan puing di Kota Ambon, Senin (12/9). Situasi dan kondisi keamanan di Kota Ambon kini mulai kondusif setelah sebelumnya terjadi kericuhan antar warga.
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Sejumlah anggota TNI membersihkan puing di Kota Ambon, Senin (12/9). Situasi dan kondisi keamanan di Kota Ambon kini mulai kondusif setelah sebelumnya terjadi kericuhan antar warga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ahmed Widat, relawan Forum Umat Islam (FUI) menduga kasus kerusuhan Ambon (11/9) sengaja ditutup-tutupi oleh pemerintah agar tak terlihat besar.

Ia yang berhasil masuk ke Ambon tanpa ada pemeriksaan khusus sejak Jumat (16/9) sampai Kamis (22/9), mengungkapkan sempat bertemu dengan pengungsi dan koordinator pengungsi yang juga aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Ketika itu, banyak pengungsi yang tinggal di Masjid Al-Fatah, Masjid Jami' dan beberapa sekolah. Oleh pemerintah setempat, pengungsi ini disuruh kembali ke rumahnya masing-masing. "Hal ini disebabkan agar kasus ini tidak terlihat seperti kasus besar," katanya, Selasa (27/9).

Namun sampai saat ini, warga masih bertahan di pengungsian karena rumah yang terbakar belum direnovasi. Sebanyak 530 jiwa mengungsi di Masjid Jami', 330 jiwa di Masjid Al-Fatah, 1.382 mengungsi di SD 19, SD 30, SD 68 dan SD 69.

Sekretaris Jenderal FUI KH Muhammad Al-Khathtath menambahkan, pengungsi saat ini membutuhkan bahan bangunan untuk renovasi rumah, bahan pangan, pakaian dan obat-obatan. "Masyarakat juga membutuhkan sertifikat tanah. Pasca bentrok, biasanya banyak masyarakat yang akan menjual rumahnya dengan harga murah," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement