Senin 21 Nov 2011 13:53 WIB

Marzuki Alie: Jangan Hina Presiden Terus Dong, Dia Simbol Negara

Ketua DPR RI Marzuki Alie (tengah)
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Ketua DPR RI Marzuki Alie (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA - Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan presiden merupakan simbol negara yang harus dihormati dan tidak boleh dihina. "Demokrasi kita yang sekarang ini, tidak ada simbol negara, presiden sebagai simbol yang harus dihormati, yang tidak boleh dihina. Sekarang tiap hari kita lihat di TV, Presiden (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, red) dihina terus," kata Marzuki saat menjadi pembicara dalam Diskusi Panel "Mewujudkan Generasi yang Kuat dan Bermartabat Melalui Implementasi Keteladanan", di Pendopo Dipokusumo Kabupaten Purbalingga, Senin.

Kendati demikian, dia mengatakan, penghinaan terhadap Presiden SBY tersebut bukan berarti dibiarkan.

Menurut dia, Presiden SBY membiarkan berbagai penghinaan tersebut dalam rangka membangun demokrasi di Indonesia. "Tetapi jika kita dapat pemimpin otoriter, demokrasi kita bisa mati," katanya.

Menurut dia, Indonesia saat ini mendapatkan seorang pemimpin yang menginginkan demokrasi dapat tumbuh.

"Kita yakinlah pada saatnya akan ada konsolidasi demokrasi di mana orang mengerti dan memahami nilai-nilai demokrasi sesuai dengan kearifan lokal dan budaya bangsa Indonesia. Saya kira itu akan tercapai," katanya.

Saat ditemui wartawan usai diskusi, Marzuki mengatakan, DPR sebagai lembaga politik (legislatif, red) masih perlu pembenahan karena reformasi masih baru.

Menurut dia, hal itu perlu dilakukan terkait banyaknya kritikan masyarakat terhadap anggota DPR yang banyak tidak datang dalam sidang maupun hedonis.

"Itu bagian dari tanggung jawab kita untuk melakukan perubahan. Saya sebagai Ketua DPR tentu tidak seperti kewenangan fraksi-fraksi, tetapi saya harus sampaikan itu supaya teman kita (anggota DPR, red) sadar bahwa kita ingin wakil rakyat harus memberikan contoh keteladanan itu kepada rakyat yang kita wakili," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement