Senin 23 Jan 2012 19:13 WIB

Dapat Kekebalan Hukum, Presiden Yaman 'Kabur' ke AS

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad
Presiden Yaman Ali Abdul Saleh
Presiden Yaman Ali Abdul Saleh

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A – Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh meminta maaf atas segala kesalahan selama 33 tahun berkuasa.

Ia menyatakan hal itu sebelum meninggalkan Yaman dan berangkat Amerika Serikat (AS) pada Ahad (21/1). Hal ini membuka jalan bagi transfer kekuasaan setelah satu tahun kerusuhan.

"Saya meminta maaf untuk semua orang Yaman, baik laki-laki dan perempuan untuk kekurangan yang terjadi selama 33 tahun pemerintahan saya. Sekarang kita harus berkonsentrasi pada tentara dan orang yang terluka,” kata Saleh.

Satu-satunya tujuan perjalanan ke AS, ungkap Saleh, untuk menjalani perawatan medis dan berharap hanya tinggal beberapa saat di AS, sesuai dengan waktu yang dibutuhkan dalam pengobatannya. "Insya Allah, saya akan menjalani perawatan medis di AS. Dan saya akan kembali ke Sana'a sebagai Ketua Partai Kongres Rakyat Umum," kata Saleh dalam pidatonya di televisi.

Seorang pejabat AS percaya Saleh meninggalkan Yaman untuk menurunkan resiko gangguan stabilitas negara dalam pemilihan presiden pada akhir Februari mendatang. Pejabat itu juga menjamin Saleh tidak akan mencari suaka politik di AS. “Kami ingin memastikan Saleh ke AS untuk tujuan medis dan hanya itu tujuannya,” kata penasihat Obama, John Brennan, seperti dilansir AP, Ahad (21/1). 

Saleh diketahui terluka saat serangan roket Juni lalu di Yaman dan pernah mendapat perawatan medis di Arab Saudi selama tiga bulan.

Kedutaan Besar Yaman di Washington menyatakan Saleh akan kembali ke Yaman untuk menghadiri pelantikan penggantinya. "Presiden, akan melakukan perjalanan kembali ke Yaman pada bulan Februari untuk menghadiri upacara pelantikan presiden terpilih yang baru Tidak ada rincian lebih lanjut," kata seseorang di kedutaan besar.

Sebelumnya, ribuan warga Yaman protes pada hari Ahad (22/1), menentang kekebalan Saleh dan menuntut dia diadili atas pembunuhan ratusan demonstran selama kerusuhan. Unjuk rasa anti pemerintah di Yaman juga dimanfaatkan oleh kelompok militan yang punya kaitan dengan Alqaidah. Mereka dilaporkan sudah menguasai beberapa kota di bagian selatan negara itu.

Saleh diberikan kekebalan hukum oleh parlemen menyusul kesepakatan di mana ia akan mengundurkan diri secara resmi bulan depan. Parlemen juga memberi kekebalan hukum kepada sejumlah pembantu Saleh, termasuk beberapa anggota keluarganya. Namun, bersifat terbatas sehingga bukan kekebalan hukum secara total.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement