REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketua DPR, Marzuki Alie menilai, penggantian kursi dan material di ruang rapat badan anggaran (banggar) yang dikatakan menghemat Rp 5 miliaran rupiah masih terlalu mahal. Apalagi mengingat untuk keperluan teknologi informasi (TI) saja membutuhkan biaya hingga Rp 7,5 miliar.
‘’TI itu bisnis tisani, bisnis tipu sana tipu sini. Kita jangan dikendalian oleh vendor, jangan dikendalikan konsultan. Maunya kita TI yang bagaimana. kalau tidak, mereka akan kasih yang macam-macam yang tidak kita perlukan,’’ katanya di gedung DPR, Jakarta, Jumat (3/2).
Menurutnya, ada unsur ketidaktahuan dari sekjen mengenai peralatan TI. Sehingga, konsultan dan vendor mengambil keuntungan yang berlipat-lipat. Makanya, ia kemudian melihat ketidakwajaran jika peralatan TI menggunakan biaya hingga Rp 7,5 miliar.
Marzuki mengaku telah meminta agar alokasi biaya untuk TI dikurangi. Antara lain, mengenai pembelian LED dan spesifikasi peralatan yang mudah didapatkan di banyak tempat.
‘’Jangan buat spesifikasi yang menyulitkan orang untuk menawarkan. Misalnya mic persegi delapan, panjang sekian, lebar sekian. Sehingga hanya bisa satu perusahaan yang bisa menyediakan. Akhirnya harganya dua kali lipat,’’ papar Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut.