Jumat 10 Feb 2012 21:45 WIB

Nasib Pesepakbola Jilbab Ditentukan Maret

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad
Timnas sepakbola wanita Iran saat menjalani latihan.
Foto: Al-Arabiya
Timnas sepakbola wanita Iran saat menjalani latihan.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Nasib pesepakbola berjilbab akan ditentukan dalam rapat Dewan Organisasi Sepakbola Internasional (IFAB) 3 Maret mendatang. Demikian diungkapkan Wakil Presiden FIFA Pangeran Ali Bin Al-Hussein.

"Sangat penting untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk memainkan sepakbola. Sebabnya, perlu adanya perubahan aturan yang memungkinkan pesepakbola berjilbab bermain," kata Ali seperti dikutip Alarabiya.net, Jum'at (10/2).

Ali mengatakan sepakbola merupakan olahraga paling populer di dunia. Jadi, masalah ini perlu diperjuangkan. "Mudah-mudahan IFAB mempertimbangkan faktor tersebut," harapnya.

Menurut Ali, cabang olahraga lain seperti Rugby dan Taekwondo memperbolehkan Muslimah berjilbab ambil bagian. "Saya kira sudah sewajarnya apa yang diterapkan dua cabang tadi, akan berlaku dalam sepakbola," ujarnya.

Sebagai informasi, IFAB merupakan dewan khusus yang mengatur masalah aturan dalam sepakbola. Didirikan tahun 1886, IAFB beranggotakan empat badan dunia yang mengatur olahraga tersebut, FIFA dan perwakilan dari asosiasi Inggris.

Butuh tiga perempat suara untuk membatalkan aturan larangan jilbab di lapangan sepakbola. "Saya tidak suka politik, yang pasti kami mengharapkan Muslimah berjilbab dapat berpartisipasi dalam setiap turnamen sepakbola," pungkas Ali.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement