REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM - Utusan khusus Cina untuk Timur Tengah, Wu Sike menegaskan Israel mesti menerima baik perujukan antara faksi Palestina, Fatah dan HAMAS.
"Saya berharap Israel akan menerima baik kenyataan (mengenai perujukan) ini dan melakukan upaya yang mendukung kemajuan bagi proses perdamaian," kata Wu Sike kepada Xinhua dalam suatu taklimat baru-baru ini.
Ia menolak sikap resmi Israel untuk tak mau berunding dengan pemerintah Palestina yang meliputi HAMAS.
Kedua faksi Palestina tersebut menandatangani kesepakatan persatuan dua pekan lalu di Doha, Qatar. Menurut kesepakatan itu, Pemerintah Otonomi Nasional (PNA) saat ini, pimpinan Presiden Mahmoud Abbas akan menjadi awal bagi pemerintah persatuan nasional yang akan dibentuk untuk wilayah Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza.
Utusan Cina itu, yang melakukan kunjungan ke wilayah tersebut, menegaskan tindakan Palestina itu adalah langkah menuju kesepakatan akhir antara Israel dan Palestina.
Ia mendesak Israel agar mengizinkan HAMAS - yang ia gambarkan sebagai bagian utuh proses politik - bergabung dalam perundingan.
Satu sumber resmi di kantor perdana menteri Israel, Senin (20/2), memberi tahu Xinhua bahwa pemerintah Israel telah menyampaikan kembali sikapnya untuk tidak berunding dengan setiap pemerintah Palestina yang meliputi HAMAS.
"Perundingan takkan berlangsung dengan pemerintah teknokrat yang terdiri atas kesepakatan antara HAMAS dan Fatah. Kenyataan saat ini bahwa pihak lain (dalam perundingan) terdiri atas satu organisasi yang tak mengakui Israel," kata pejabat tersebut.
"Sangat sulit untuk berjalan bergandengan tangan (dengan Palestina). Kami bukan hanya dapat mengharapkan Pemerintah (Nasional) Palestina takkan bisa lama mempertahankan hubungannya dengan HAMAS," katanya.
Selama kunjungannya, Wu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman dan Yotzhak Molcho, utusan Israel ke pembicaraan penjajakan pada Januari dengan Palestina yang diadakan di Amman, Jordania.
"Cina bersedia memainkan peran konstruktif dalam membawa Israel dan Palestina kembali ke perundingan perdamaian," kata utusan China itu.