REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Kepala perunding Israel, Sabtu (12/5), pergi ke Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, untuk menyerahkan surat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk Presiden Palestina Mahmud Abbas. Demikian kata beberapa sumber dari kedua pihak.
Surat tersebut mencakup berbagai masalah terkait proses perdamaian yang hampir mati. Surat tersebut sekaligus jawaban atas surat Abbas pada pertengahan April kepada Netanyahu. Di dalam surat itu, Abbas menyampaikan kesedihannya sehubungan dengan perundingan yang macet tersebut.
''Kepala perunding Netanyahu, Yitzhak Molcho, menyampaikan surat itu tak lama setelah pukul 21.00 waktu setempat,'' kata satu sumber di kantor Abbas.
Isi surat 'malam hari' tersebut tak dijelaskan. Pengiriman surat itu dikonfirmasi kantor Netanyahu dalam satu pernyataan. "Israel dan Pemerintah Otonomi Palestina terikat komitmen untuk mencapai perdamaian. Semua pihak sepakat bahwa saling berkirim surat antara Presiden Abbas dan Perdana Menteri Netanyahu akan memberi sumbangan untuk itu," tulis pernyataan tersebut.
Pada 17 April, Abbas mengirim surat kepada Netanyahu. Kepala perunding Abbas, Nabil Shaath, mengatakan surat tersebut dimaksudkan untuk menantang pemimpin Israel sehubungan dengan macetnya proses perdamaian. Abbas menyatakan Netanyahu menjadi penyebab macetnya perundingan damai.
''Di dalam suratnya, Abbas meminta Israel menjabarkan sesegera mungkin posisinya mengenai empat masalah,'' tulis laporan AFP.