Jumat 22 Jun 2012 22:22 WIB

Israel Kuasai 90 Persen Sumber Air Tepi Barat

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bocah Palestina antri mengambil air di Tepi Barat
Bocah Palestina antri mengambil air di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Krisis air di Tepi Barat, khususnya kawasan distrik Selatan, tidak semata karena musim panas telah tiba. Ada dugaan, krisis air disebabkan penguasaan Israel atas sumber-sumber air dan buruknya manajemen suplai air oleh pengelola.

Kepala Otoritas Perairan Tepi Barat, Shadad Utaili menuding pihak Israel bertanggung jawab atas krisis air lantaran tidak memberikan pasokan ke wilayah Palestina sesuai jumlah yang disepakati. 

"Mereka juga tidak mengizinkan penggalian sumur dan pembangunan proyek guna menambah suplai air," kata dia seperti dikutip infopalestina.com, Jum'at (22/6).

Utaili mengatakan Israel menguasai sekitar 90 persen sumber air di Tepi Barat. Namun, Israel tidak menyepakati pembangunan jalur pasokan air di kawasan C yang berada di bawah kendali penuh Israel sesuai perjanjian Oslo.

Pengamat urusan pemukiman, Abdul Hadi menyebutkan sekitar 52 persen debit air di Tepi Barat dialihkan Israel ke sejumlah kota Palestina, dan sisanya menuju pemukiman Yahudi. "Tepi Barat hanya mendapat suplai 16 persen," kata dia.

Ia mengungkap sungai-sungai dan telaga yang ada di Tepi Barat dimanfaatkan pihak Israel. Praktis hanya telaga bagian Barat di sepanjang Qalqilia utara menuju kawasan Ramadin,  yang dimiliki Palestina itupun hanya dapat dimanfaatkan sekitar  3 persen dari debit air yang ada di telaga.

Sementara itu, sejumlah Asosiasi lokal mengkritik pemerintah kota Tepi Barat lantaran kinerja buruknya dalam mengelola suplay air, dan tidak menetapkan jadwal tertentu guna mendisribusikan suplai air ke suatu kawasan.

"Tahun lalu jumlah debit air sangat berlimpah, dan tahun ini seharusnya tidak terjadi krisis, terutama jika dibangun sejumlah proyek untuk mengendalikan krisis air, dengan mengebor 4 sumur baru di kawasan Selatan," demikian pernyataan resmi asosiasi tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement