REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Total uang tunai yang ditarik penduduk Indonesia pasca Idul Fitri 2012 mencapai Rp 85,6 triliun, kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas, Jumat (24/8). Angka ini naik 6,6 persen atau Rp 5,3 triliun dibandingkan dengan realisasi perputaran uang pada periode sama tahun 2011 yang sebesar Rp 80,3 triliun.
Namun, kata Ronald, jumlah ini masih dibawah proyeksi sebelumnya Rp 89,4 triliun. "Ada kenaikan kalau dibandingkan tahun lalu tapi dari proyeksi kami turun karena sengaja kami ambil angka aman, kalau realisasi di atas proyeksi justru repot memenuhinya," kata dia.
Menurutnya, kenaikan perputaran uang karena tingginya kegiatan ekonomi masyarakat dan adanya pembayaran gaji ke 13 untuk PNS yang dibayarkan tiap priode Juni - Juli.
Ronald menyebutkan, realisasi penarikan uang pecahan besar di atas Rp 20.000 adalah Rp 78,4 triliun, sedangkan untuk pecahan kecil dibawah Rp 10.000 mencapai Rp 7,3 triliun.
"Kalau dari nominal memang lebih banyak pecahan besar, meskipun permintaan beberapa daerah memang lebih banyak pecahan kecil karena karakter daerah juga menentukan," kata dia.
Ia mencatat, rata-rata cetak uang baru selama satu tahun mencapai Rp 160 triliun. Sejumlah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Palembang, Padang dan Makassar menjadi konsentrasi perputaran uang yang jumlahnya besar. "Jakarta tinggi karena banyak uang ditarik tunai di Jakarta untuk dibawa mudik ke kampung," kata dia.
Faktor lain yang menyebabkan perputaran uang terkonsentrasi di Pulau Jawa adalah karena penduduk Indonesia Timur yang merayakan Lebaran tidak sebanyak di Jawa.