REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Tiga tentara Australia tewas ditembak seorang pria bersenjata yang mengenakan seragam tentara Afghanistan di Provinsi Urzugan, Afghanistan selatan, Rabu (29/8).
Pasukan Pertahanan Australia Kamis (30/8) menguatkan kalau tiga korban merupakan bagian dari 1.500 tentara Australia yang memiliki berpangkalan di sana. Pasukan Pertahanan pun mengaku sudah memberi tahu para keluarga korban mengenai kematian tersebut.
Tewasnya tiga tentara itu menambah jumlah tentara asing yang bertugas di Afghanistan. Sudah 15 tentara tewas bulan ini akibat serangan dalam lingkungan mereka sendiri.
Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat Martin Dempsey mengunjungi Kabul pekan lalu untuk membicarakan kekhawatiran yang meningkat dalam serangan tentara yang merisaukan. Presiden AS Barack Obama juga menyatakan "kekhawatiran yang mendalam" atas serangan dari dalam pasukan koalisi.
Dempsey mendesak para pejabat Afghanistan untuk melakukan tindakan preventif yang lebih keras, kendatipun para komandan Barat mengenyampingkan pengurangan bantuan pelatihan dan dukungan antara pasukan yang dipimpin NATO dan sekutu Afghanistan mereka.
Pembunuhan-pembunuhan itu, banyak yang diklaim gerilyawan Taliban sebagai bukti kemampuan mereka untuk menyusup ke dalam pasukan keamanan Afghanistan. Hal itu menjadi sangat mengkhawatirkan mengingat rencana transisi keamanan semakin dekat.