REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Munculnya kartun Nabi Muhammad SAW di majalah Prancis membuat pemerintah Prancis mengkhawatirkan keselamatan warga negaranya di luar negeri. Rabu (19/9) waktu setempat Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Marc Ayrault, menginstruksikan 20 kedutaan besarnya di luar negeri ditutup, termasuk di Indonesia.
Kedutaan besar Prancis di Indonesia menyatakan akan mematuhi instruksi tersebut. "Sesuai dengan instruksi tersebut maka kami akan menutup kantor kami di Jakarta selama satu hari, yaitu hari Jumat (21/9)," kata Kepala Bidang Informasi dan Pers Kedubes Prancis (Atase Pers), Dominique Roubert, saat dihubungi Republika, Kamis (20/9).
Roubert mengatakan alasan penutupan tersebut, seperti yang dikatakan Ayrault, adalah sebagai tindakan antisipasi terhadap kemungkinan gejolak negatif akibat kemunculan kartun kontroversial tersebut. Meski, Roubert mengatakan tidak tahu 20 kedutaan besar Prancis di negara mana saja yang diinstruksikan untuk ditutup.
"Saya tidak tahu pasti, akan tetapi tentunya negara-negara yang memiliki penduduk dengan mayoritas Muslim," kata Roubert. Duta besar Prancis di Indonesia, Laurent Fabius, melalui pesan elektroniknya yang diterima Republika, mengutip pernyataan Ayrault, mengimbau warga negara Prancis di Indonesia agar berhati-hati.
Ia juga mengecam Charlie Hebdo yang dinilainya bertindak tak bertanggung jawab di tengah situasi yang sedang tidak kondusif saat ini.