REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Cuaca yang tak menentu berdampak pada munculnya sejumlah penyakit. Salah satunya adalah Chikungunya. Penyakit ini, menyerang 30 warga Kampung Sukamaju RT 13 dan 14/04, Desa Campakasari, Kecamatan Campaka, Purwakarta. Warga yang terjangkit, semuanya mengalami kelumpuhan. Akan tetapi, hingga kini dinas terkait belum turun ke lapangan.
Keterangan yang diperoleh penyakit ini awalnya menyerang Kesih (55 tahun). Wanita paruh baya itu, tinggal di RT 14/04. Kesih tiba-tiba diketahui lumpuh. Kedua kakinya tidak bisa digerakan. Karena khawatir, keluarga dan dibantu tetangga terdekat membawa Kesih ke dokter. Tiga hari kemudian, tiga anggota keluarga Kesih beserta tetangganya terjangkit penyakit yang sama.
Eni Nurhayati (40 tahun), warga RT 13/04, mengatakan, penyakit ini sedang heboh di kampungnya. Sebenarnya, penyakit tersebut sudah ada sejak dua pekan yang lalu. Akan tetapi, awalnya dari RT 14 tersebut. Kemudian, menyebar dan meluas sampai RT 13. "Dari siapanya, kami tidak tahu. Yang jelas dari RT sebelah," ujar Eni, Senin (15/10).
Diakui Eni, sebelumnya tidak ada tanda-tanda akan sakit. Namun, malam hari sebelum kedua kaki mengalami kaku, timbul rasa pegal-pegal. Dia berpikir, pegal-pegal itu biasa akibat dari bekerja di ladang seharian. Akan tetapi, saat bangun pagi kedua kaki Eni tak bisa digerakan.
Karena panik, kemudian Eni meminta antar ke suaminya untuk dibawa ke dokter. Dia dibawa ke dokter yang buka praktek di sekitar Lapang Purnawarman, Pasar Rebo. Dua hari setelah berobat, kaki Eni sembuh. Akan tetapi, kedua anaknya menderita penyakit yang sama. "Kecuali suami saya yang tidak terserang penyakit ini," jelasnya.
Karena gejalanya sama, maka dia hanya memberi obat kepada anak-anaknya. Setelah mengkonsumsi obat selama dua hingga tiga hari, keduanya kemudian sembuh. Tetangga Eni, Enok, pun mengalami hal serupa. Ketika diperiksa, dia dinyatakan terjangkit Chikungunya. Enok mengaku, tidak tahu kalau anggota badannya ada yang digigit nyamuk.
Sementara itu, Kasi Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Purwakarta, Ano Nugraha, mengaku belum menerima laporan terkait penyakit Chikungunya tersebut. Biasanya, kalau ada penyakit massal seperti ini, Puskesmas setempat akan langsung melaporkannya. Dia menduga, warga Campakasari yang menderita Chikungunya itu tidak berobat ke Puskesmas. "Kami baru tahu setelah ada wartawan yang meminta konfirmasi," ujarnya.
Supaya tak menyebar, dia menghimbau kepada seluruh masyarakat, supaya segera membersihkan lingkungan. Sebab, upaya lain yaitu pengasapan tidak akan memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty.