Rabu 17 Oct 2012 10:22 WIB

BNI Kucurkan Kredit Infrastruktur Rp 90 Triliun

Rep: Nur Aini/ Red: Hafidz Muftisany
 Salah satu kantor cabang BNI 46.
Foto: Antara/Dhoni Setiawan
Salah satu kantor cabang BNI 46.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan mengucurkan kredit infrastruktur Rp 90 triliun hingga akhir 2012. Kredit tersebut akan dikucurkan untuk sejumlah proyek infrastruktur dari hulu hingga hilir.    

Direktur Bisnis BNI, Krishna Suparto mengatakan plafon kredit infrastruktur tersebut baru dicairkan Rp 50 triliun hingga Agustus 2012. Pencairan kredit infrastruktur belum maksimal lantaran terkendala pembebasan lahan untuk proyek tertentu.

“Paling lama (pencairan) itu jalan tol karena komponen tanah. Hambatannya masih di soal pembebasan lahan," ungkapnya, Kamis (16/10).    

Kredit infrastruktur yang terserap ke jalan tol pada Agustus 2012 mencapai Rp 6 triliun. Namun, komitmen kredit tersebut baru cair Rp 2 triliun. Kredit untuk jalan tol tersebut merupakan salah satu dari tiga bidang yang menyerap kredit infrastruktur terbesar yakni transportasi, listrik, dan telekomunikasi.    

Serapan terbesar untuk kredit infrastruktur BNI berasal dari bidang kelistrikan. Komitmen kredit untuk listrik mencapai Rp 20 triliun. Krishna mengatakan kredit tersebut mendapat jaminan pemerintah sebesar Rp 10-12 triliun. Pencairan untuk kredit bidang kelistrikan telah mencapai Rp 11-12 triliun.    

Untuk kredit transportasi, BNI telah memiliki komitmen hingga Rp 7,5 triliun. Pencairan kredit untuk transportasi telah mencapai Rp 5 triliun. Sementara, kredit untuk telekomunikasi mencapai Rp 8 triliun. “Kredit untuk telekomunikasi telah dicairkan Rp 5 triliun, “ ujar Krishna.    

Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan investor untuk pembiayaan infrastruktur. Dia mengaku telah bertemu dengan sejumlah investor dari Amerika Serikat dan Jepang.

“Kami sudah bertemu mereka tapi memang belum ada konkrit. Kami baru brainstorming," ungkapnya. Para investor, kata Gatot, meminta kejelasan terkait pembangunan proyek. "Kalau orang bicara infrastruktur susah lahannya di sini," ujarnya. Karena itu, pembahasan mengenai pembiayaan infrastruktur dengan investor tersebut masih akan dilanjutkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement