REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT BNI Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan pada 2013 sebesar 35 persen.
Di akhir tahun perusahaan menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 38 persen. Tahun depan BNI Syariah masih akan memfokuskan pembiayaan pada sektor ritel, khususnya di griya.
Selain itu pembiayaan juga ditingkatkan di sektor trade finance, mikro, dan kartu Hasanah. "Kami optimistis secara nasional perbankan syariah bisa tumbuh bagus," ujar Direktur Utama BNI Syariah, Dinno Indiano, di Gedung BNI Jakarta, Rabu (24/10).
Hingga September 2012 pembiayaan di BNI Syariah bertumbuh sebesar 24 persen. Total pembiayaan BNI Syariah adalah Rp 6,6 triliun.
Dari total pembiayaan tersebut, lebih dari 80 persen pembiayaan disalurkan ke ritel, yaitu sekitar Rp 5,7 triliun. Sisanya disalurkan ke komersial.
Di sektor ritel, pembiayaan terbesar diisalurkan ke pembiayaan perumahan, yakni sebesar Rp 2,9 triliun. Sisanya disalurkan ke pembiayaan mikro sebesar Rp 135 miliar, kartu Hasanah sebesar Rp 287miliar dan ritel produktif.
Tahun ini BNI Syariah mulai menyalurkan pembiayaan ke sektor mikro. Pembiayaan ini bertumbuh cukup signifikan dalam sembilan bulan terakhir. Pembiayaan disalurkan di outlet-outlet mikro BNI syariah.
Dinno melanjutkan, saat ini BNI Syariah sudah memiliki 49 outlet mikro. Outlet ini terdiri dari 11 kantor cabang dan 38 kantor cabang pembantu. Dinno optimistis target outlet mikro dapat tercapai di akhir tahun 2012, yaitu 61 outlet.