REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Dalam sepekan, sudah dua kali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyindir para pembantunya. Jika sebelumnya terfokus pada maneuver pribadi menteri dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, kali ini ia menyentil pejabat negara yang berasal dari partai politik.
Presiden SBY mengingatkan agar para pejabat negara baik tingkat gubernur, bupati, wali kota, hingga menteri yang berasal dari partai politik untuk fokus pada pekerjannya sebagai abdi negara. Meskipun agenda politik jelang pemilu 2014 semakin mendekat.
"Bagi jajaran anggota kabinet serta para gubernur, bupati, wali kota, dan menteri yang berasal dari partai politik, ketika harus menjalankan misi politik 2014 mendatang, laksanakan sesuai dengan ketentuan UU sesuai peraturan lain yang berlaku," katanya saat memberikan pengarahan kepada gubernur, pangdam/ kapolda, bupati/ wali kota seluruh Indonesia, Jumat (30/11).
Ia meminta agar pejabat negara itu teguh pada etika politik dan norma serta batas kepatutan yang ada. Para pejabat itu pun diinstruksikan untuk lebih mengutamakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakat. "Pegang teguh etika politik, norma, dan batas kepatutan. Tetap utamakan tugas dan tanggung jawab saudara," katanya.
Sebelumnya, pada Selasa (27/11) di rapat Kabinet paripurna, Presiden SBY pun menyindir menteri-menteri yang sibuk bermanuver atas inisiatif, ide, dan pikirannya sendiri. Ia membolehkan hal tersebut dilakukan asalkan program kerja di kementerian yang dipimpinnya bisa tetap dijalankan.
"Kalau saudara para menteri punya ide, pikiran, inisiatif yang membawa kebaikan, itu bagus sekali. Saya acungi jempol. Tapi setelah tugas dan kewajiban pokok kita itu dijalankan," katanya saat membuka rapat, Selasa (27/11).
Ia menegaskan jangan sampai hal-hal yang telah tercantum dan menjadi tujuan dalam APBN, RKP (rencana kerja pemerintah), dan program aksi lain itu diabaikan. Dikhawatirkan hal tersebut bisa mengganggu keseluruhan pencapaian tugas dan sasaran. "Saya ingatkan itu," katanya.