Rabu 09 Jan 2013 23:29 WIB

Kematian 200 Ribu Lebih Itik Akibat Flu Burung Clade Baru

Rep: Fenny Melisa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Peternakan Itik (ilustrasi)
Foto: BEBEKPEKING.COM
Peternakan Itik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Koordinator Unit Pengendali Penyakit Avian Influenza (UPPAI) Pusat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Drs M.Azhar mengungkapkan sebanyak 242.368 ekor itik yang mati akibat merebaknya flu burung jenis baru (AI H5N1 clade 2.3.2).

"Sejak merebaknya kasus AI H5N1 clade baru yaitu clade 2.3.2 dari  Oktober 2012 hingga 8 Januari 2013 telah menyebabkan kematian itik sebanyak 242368 ekor yang tersebar di 11 provinsi," kata Azhar di Kantor Menkokesra Rabu (9/1).

Kematian itik tertinggi berada di Provinsi Jawa Tengah yang juga merupakan daerah sentra pengembangan itik dengan jumlah kematian 148176 ekor. Jumlah tersebut tersebar di 24 kabupaten/kota termasuk di dalamnya Brebes, Tegal, Pekalongan, Jepara, dan Pati.

Disusul kemudian Provinsi Jawa Timur dengan total kematian itik 39261 ekor yang tersebar di 11 kabupaten, Provinsi Jawa Barat dengan jumlah kematian itik 23037 ekor yang tersebar di 12 kabupaten/kota, dan Provinsi Sulawesi Selatan dengan total kematian itik 15254 ekor yang tersebar di satu kabupaten/kota.

  

Provinsi lainnya seperti DIY, Lampung, Banten, Bali, Riau, Sulawesi Barat, dan Sumatra Barat jumlah kematian itik dibawah 5000 ekor.

Menurut Azhar kemungkinan besar penyebaran virus flu burung tersebut  disebabkan introduksi dari negara lain ke Indonesia. "Polanya masih dikaji secara mendalam," kata Azhar.

Azhar menjelaskan secara kebijakan, pemerintah selama ini tidak pernah memberikan izin masuk unggas dari negara yang terinfeksi flu burung. Hanya ada empat negara yang diizinkan untuk mengimpor unggas ke Indonesia. "Ada empat negara yang diizinkan dengan syarat bebas AI berdasarkan rekomendasi WHO," jelas Azhar.

Azhar mengatakan kedua jenis virus flu burung H5N1 baik clade 2.1.3 maupun clade 2.3.2 sama-sama bersifat zoonosis yakni penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement