Senin 04 Feb 2013 14:41 WIB

Kasus Luthfi, HNW: PKS Akan Bentuk Tim Investigasi

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Citra Listya Rini
Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berencana melakukan investigasi internal terkait kasus dugaan suap impor daging sapi. Dalam rapat internal yang dilakukan pada hari ini, Senin (4/2), DPP PKS akan membentuk tim investigasi tersebut.

"Nanti akan dibentuk dalam rapat, belum tahu bentuknya seperti apa, tapi sudah disampaikan ke Pak Anis Matta," kata Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), yang ditemui di gedung KPK, Jakarta.

HNW menambahkan dalam rapat akan dibahas mengenai tim investigasi internal yang akan dibentuk. Menurut dia, pembentukan tim investigasi ini merupakan upaya PKS untuk melihat kasus tersebut lebih adil, tidak hanya dari kacamata KPK.

Secara terpisah, salah satu kuasa hukum Luthfi Hasan Ishaaq, M Assegaf, mengatakan tim investigasi ini juga akan memasukkan kuasa hukum untuk menggali keterangan dari kliennya. Tim akan mengonfirmasi kebenaran yang disangkakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika Luthfi Hasan Ishaaq menerima suap dari PT Indoguna Utama.

"Itu untuk mendapat masukan versi kita. Sekarang ini kan versi media kan berbeda dengan kita. Apalagi, bobot politik dalam perkara ini luar biasa," kata Assegaf menegaskan.

KPK telah menetapkan empat orang tersangka dalam kasus dugaan suap impor daging sapi, yaitu Juard Effendy dan Arya Abdi Effendy dari PT Indoguna Utama serta Ahmad Fathanah dan mantan presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq. Bahkan, beberapa jam setelah pengumuman, KPK langsung melakukan penangkapan terhadap Luthfi Hasan Ishaaq di kantor DPP PKS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement