Ahad 17 Feb 2013 18:54 WIB

Pengamat : Hary Tanoe Akan Mendominasi di Hanura

Rep: Ira Sasmita/ Red: Nidia Zuraya
Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peta politik menjelang pemilu 2014 semakin memanas. Politisi sekaligus raja media, Hary Tanoesudibjo baru saja melabuhkan diri di Partai Hanura setelah meninggalkan Partai Nasdem.

Pengamat politik dari Universitas Gajah Mada (UGM), Arie Sudjito mengatakan, Hary Tanoe akan mengerahkan segala kemampuannya di Partai Hanura. Bukan hanya untuk mewujudkan cita-cita perubahan bagi rakyat, tetapi juga untuk menunjukkan dan mempertahankan gengsi politiknya.

"Hary Tanoe akan habis-habisan. Karena dia sudah terlanjur basah ketika memutuskan terjun ke dalam politik melalui Nasdem," kata Arie saat dihubungi ROL, Ahad (17/2).

Keputusan Hary memilih Hanura, menurut Arie merupakan cara bos MNC Grup itu menunjukkan kekuatannya. Hary memilih partai yang tidak begitu besar dengan sumber daya ekonomi tidak terlalu kuat. Sehingga, ketika Hary bergabung dengan Hanura, ia menjadi penyuplai tenaga yang sangat besar.

"Kalau bergabung dengan Golkar pesaingnya banyak. Hary Tanoe mencoba realistis, karena di Hanura dia akan mendominasi," ungkap Arie.

Hary dinilainya merupakan sosok yang sangat realistis dan penuh perhitungan. Ketika menjanjikan peningkatan elektabilitas bagi Hanura, Arie yakin, janji tersebut akan direalisasikannya. Apalagi dengan dukungan sumberdaya yang dimilikinya. Tidak hanya kapital yang besar, dengan pemanfaatan media yang dikuasai Hary, jalan untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas Hanura akan semakin mudah.

Namun, Hary Tanoe dikatakan Arie akan tersandung persoalan waktu. Masa yang tidak terlalu panjang diperkirakannya tidak akan mampu membuat Hanura mewujudkan target tiga besar dalam perolehan suara. 

"Kalau tiga besar sangat sulit, tapi kalau the new rising star masih mungkin. Karena HT tidak akan mau kalah dengan lawan politiknya, Surya Paloh," jelas Arie.

Mantan Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem itu diperkirakannya akan memainkan pragmatisme politik. Melalui penguatan calon anggota legislatif dari Hanura, dan penguatan eksistensi Hanura di tengah masyarakat.

Konsesus antara Wiranto dan Hary Tanoe, diyakini Arie, membuat pragmatisme politik itu bisa dijalankan dengan baik. Bila ada pihak mengkhawatirkan akan timbul friksi antara kader lama di Hanura dengan kader bawaan Hary, maka menurut Arie itu tidak akan terjadi. Sebab, pendukung Hary maupun pendukung Wiranto diyakininya akan mengetahui posisi masing-masing.

Hary juga diperkirakan Arie tidak akan terjebak dalam persoalan pencapresan. Karena bagi pengusaha sekaligus politisi seperti Hary Tanoe, realitas menjadi pertimbangan mutlak. Hary hanya membutuhkan kendaraan politik untuk menunjukkan egoisme politiknya.

"Kalau untuk posisi cawapres, Hary Tanoe pasti sadar elektabilitasnya masih rendah untuk pemilu 2014. Dia masih punya waktu yang panjang untuk mewujudkan itu, kalau memang punya ambisi menjadi capres," tutur Arie.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement