REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi menjelaskan, penyebab banyaknya pejabat di negeri ini yang melakukan tindak pidana korupsi karena kufur nikmat.
"Mereka selalu tidak puas dengan jabatan dan kekayaan yang mereka peroleh, lalu manghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya," kata Hasyim Muzadi saat menjadi penceramah dalam acara tasyakuran suksesnya pelaksanaan pilkada Bangkalan di pendopo pemkab setempat, Kamis (21/3) malam.
Akibat ulah para koruptor itulah, sambung Hasyim, umat menjadi sengsara dan negara menjadi rugi. Menurutnya, boleh saja seseorang mengejar kekuasaan dan jabatan. Namun harus dibingkai dengan nilai-nilai agama.
"Sehingga apabila menjadi pemimpin, maka ia akan menjadi pemimpin yang amanah dan mensejahterakan rakyat," katanya.
Dalam kesempatan itu, pengasuh pondok pesantren Al-Hikam, Malang itu menjelaskan, agama dan kekuasan sebenarnya ibarat saudara kembar sehingga harus sinergi dan saling melengkapi. Menurutnya, agama tanpa kekuasaan bisa menjadi lumpuh. Sebaliknya, kekuasaan tanpa nilai agama justru akan hancur.
Untuk itu, ia juga mengharapkan, umat Islam termasuk warga NU agar bisa menjadi pemimpin dan memegang kendali kebijakan, yang orientasinya untuk kemaslahatan ummat.
Di bagian lain, KH Hasyim Muzadi juga mengimbau kepada seluruh umat Islam termasuk warga NU untuk selalu bersyukur. Sebab menurutnya, Allah akan menambahkan nikmat kepada umat-Nya yang selalu bersyukur.
"Barang siapa yang bersyukur atas nikmat-Ku, maka akan menambah yang lebih banyak lagi. Ini janji Allah dalam Al Quran," kata KH Hasyim Muzadi menjelaskan.