REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Indonesia hingga saat ini hanya memiliki 1938 dokter spesialis mata, padahal diperkirakan jumlah penderita penyakit mata adalah sekitar 1,5 persen dari seluruh penduduk.
Sebanyak 45 persen dokter mata itu berada di Pulau Jawa sehingga sangat terasa tidak meratanya distribusi para spesialis dokter mata, kata Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Akmal Taher ketika membuka Rapat Kerja Nasional Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia yang berlangsung satu hari.
"Ada provinsi yang hanya memiliki satu dokter mata, sehingga ada kota dan kabupaten yang tidak memiliki dokter mata," katanya lagi.
Para peserta Rakernas Penyantun Mata Tunanetra Indonesia ini datang dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, Surabaya. Pada acara pembukaan Rakernas itu, Ketua Panitia Pelaksana Arleen Djohan menyampaikan laporan tentang kegiatan rapat ini.
Dirjen Bina Upaya Kesehatan Akmal Taher menyatakan idealnya pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan berperan aktif dalam upaya mencegah dan menangani kebutaan apalagi jumlah penderita penyakit kebutaan cukup besar jumlahnya. Karena adanya berbagai keterbatasan, maka diharapkan berbagai LSM terutama Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia bisa aktif bergerak di bidang ini.