Jumat 12 Apr 2013 15:59 WIB

Sedang S2, Wakepsek Mesum Tak Ditahan

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Mansyur Faqih
Suasana SMA Negreri 22 Jakarta, Utan Kayu, Jakarta Timur, Jumat (1/3). Wakil Kepala SMAN 22 berinisial T, dibebastugaskan dari profesinya sebagai guru. atas dugaan melakukan pelecehan terhadap salah satu siswinya
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Suasana SMA Negreri 22 Jakarta, Utan Kayu, Jakarta Timur, Jumat (1/3). Wakil Kepala SMAN 22 berinisial T, dibebastugaskan dari profesinya sebagai guru. atas dugaan melakukan pelecehan terhadap salah satu siswinya

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) SMA 22, Jakarta Timur tidak ditahan oleh Polda Metro Jaya. Padahal dalam surat pemanggilannya, Wakepsek yang berinisial T datang dengan status sebagai tersangka. "Wakepsek inisial T tidak dilakukan penahanan," kata Kepala Bidang Humas Komisaris Besar Rikwanto, Jumat (12/4)

Menurutnya, penyidik memiliki pertimbangan tersediri mengenai tidak ditahannya wakepsek tersebut. Yaitu, kepada masih berlangsungnya sekolah S2 tersangka. "Tersangka masih melangsungkan sekolah S2-nya," lanjutnya.

Selain melanjutkan kuliah, ujarnya, keluarga juga mengajukan surat permohonan ke penyidik agar tersangka T tidak ditahan. Apalagi mengingat profesinya sebagai guru. Pihak keluarga pun menjamin tersangka tidak akan melarikan diri atau mengulangi perbuatannya dan menghilangkan barang bukti.

Sekalipun tidak ditahan, wakepsek tersebut harus melakukan wajib lapor setiap Senin dan Kamis. Ini dilakukan agar polisi bisa terus memantau perkembangan tersangka. 

Wakil kepala sekolah SMA 22 yang berinisial T diperiksa penyidik Unit Remaja, Anak, dan Wanita (Renata) Polda Metro Jaya pada 11 April. Ia diperiksa dengan 60 lebih pertanyaan selama 10 jam.

"T diperiksa selama 10 jam, mulai dari pukul 10.00 sampai 20.00 WIB. Tadi jam 10.00 pagi sudah dikembalikan ke keluarga," Kata Rikwanto

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement