Kamis 18 Apr 2013 21:00 WIB

Tak Lulus Tes Jasmani dan Rohani, Caleg Protes ke Dokter

Rep: Nurhamidah/ Red: Djibril Muhammad
Tes kesehatan untuk perempuan/ilustrasi
Foto: novasans.com
Tes kesehatan untuk perempuan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sekitar 500 caleg melakukan tes kesehatan di RSU Kabupaten Tangerang, Jalan Jend. Ahmad Yani Kota Tangerang. Tes yang meliputi jasmani dan rohani ini telah berjalang kurang lebih sebulan ini.

Untuk tes rohani yaitu tes mental dengan metode tes MMPI (Minnesota Multifase Personality Inventory). Dari serangkain tes tersebut ada beberapa caleg yang tidak terima terhadap hasil yang diperlihatkan dokter.

Hal itu diungkapkan salah satu dokter Umum, RSU Kabupaten Tangerang, dr Serita Ginting. "Sampai saat ini sekitar 15-20 persen yang gagal," ungkapnya kepada Republika, Kamis (18/4).

Pada awalnya peraturan tes MMPI hanya boleh dilakukan sekali sehingga tidak bisa diulang. Namun seiring banyak beberapa caleg yang tidak lulus maka ada kebijakan baru boleh melakukan pengulangan tetapi hanya satu kali.

"Kadang ada yang menganggap enteng tes ini, jadi ada yang mengaku menjawab asal-asalan maka hasilnya gagal," kata Dr Serita, Kamis (18/4).

Selain itu, ia menambahkan ada pengakuan dari bakal caleg yang dalam pengisian tes MMPI hanya main isi

saja tidak teliti sehingga setengah jam sudah selesai. Pihak RSU melakukan penilaian secara objektif dalam penilaian tes MMPI ini sehingga beda dengan tes wawancara.

Adapun indeks penilaian MMPI untuk Indeks Kapasitas Mental adalah potensi kinerja, kemampuan adaptasi, kendala psikologis, perilaku berisiko, intensitas moral, dan profil klinis.

Sementara untuk penilaian Indeks Kepribadian Dasar adalah keterbukaan pikiran baru, keterbukaan kendali hati, keterbukaan terhadap orang lain, keterbukaan terhadap kesepakatan, dan keterbukaan terhadap tekanan.

Dr Serita mengharapkan pada semua caleg yang akan melakukan tes agar serius karena tes MMPI merupakan bagian penting. Menurutnya setiap caleg kedepannya dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. "Setiap tes adalah ujian, dan dalam ujian itu ada yang lulus dan tidak lulus, jadi harus menerima," katanya.

Ia mengatakan ada caleg yang gagal pada tes pertama tapi gagal. Kemudian melakukan tes ulang tapi gagal juga sehingga tidak lulus karena kesempatan pengulangan hanya satu kali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement