Jumat 19 Apr 2013 19:26 WIB

Lagi, Sindikat Narkotika Internasional Terungkap

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Djibril Muhammad
  Petugas Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan menunjukan barang bukti narkotika jenis ganja di halaman Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (15/2).   (Republika/Agung Fatma Putra)
Petugas Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan menunjukan barang bukti narkotika jenis ganja di halaman Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (15/2). (Republika/Agung Fatma Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi mengungkap sindikat narkotika internasional jenis Heroin dari Negara Nigeria. Sindikat tersebut menggunakan jalur Malaysia-Medan-Jakarta untuk dijual ke Indonesia.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nugroho Aji mengatakan semua narkoba dari luar negeri yang akan dijual ke Indonesia harus sampai ke Jakarta terlebih dahulu. Jakarta merupakan inti penyuplaian narkoba ke berbagai daerah.

"Semua narkoba dari luar negeri harus ke Jakarta dulu sebelum di suplai ke berbagai daerah," Kata Nugroho, Jumat (19/4)

Kapolda Metro Jaya Putut Eko Bayuseno mengungkapkan jalur yang mereka lalu melalui Medan dengan perahu nelayan dari Malaysia (14/4) lalu. Di Medan penerima yang berinisial HND membawanya melalui Bandara Polonia. Menggunakan pesawat Citilink QG 831 sekitar pukul 08.40.

Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta, narkoba tersebut diserahkan kepada WR GNR di Pondok Terong, Depok. Di sanalah petugas meringkus pelaku. Setelah diselidiki ternyata narkoba tersebut berasal dari seseorang yang berinisial KPT warga Nigeria yang masih dalam pengejaran polisi.

Nugroho mengatakan, pihak kepolisian akan melakukan rekonstruksi lolosnya narkoba seberat 4 kilogram dari Bandara Polonia. Ada kemungkinan lolosnya narkoba tersebut akibat kelalaian petugas Bandara setempat yang mengawasi mesin X-ray. "Kita akan lakukan rekonstruksi di Polonia pekan depan," kata Nugroho

Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya menjelaskan, ada kemungkinan lain lolosnya barang tersebut dari mesin X-ray. Barang tersebut di bungkus dengan alumunium foil dan di taruh di dinding tas. Hal tersebut memungkinkan tidak terdeteksi sinar X-ray. "Mungkin tidak terdeteksi, tapi kemungkinan juga terdeteksi," kata Rikwanto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement