REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Pemerintah mulai mensosialisasikan dan memperkenalkan kurikulum 2013 yang akan diberlakukan pada tahun ajaran baru mendatang. Kabar itu disampaikan Wakil Presiden, Boediono dalam silaturahim bersama komunitas pendidikan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Menurut Boediono, perubahan kurikulum lumrah terjadi pada dunia pendidikan. Apalagi jika melihat perkembangan zaman yang terus berubah. Dikhawatirkan jika tetap menggunakan kurikulum lama, siswa dan masyarakat Indonesia bisa tertinggal dan termakan zaman.
"Mau menyempurnakan kurikulum itu adalah hal yang wajar sebagai bagian dari upaya untuk menyempurnakan isi sesuai dengan tuntutan zaman," katanya, Sabtu (20/4).
Boediono mengatakan penerapan kurikulum 2013 tidak dilakukan serentak diseluruh sekolah, seluruh kelas, dan seluruh Indonesia, tetapi secara bertahap. Hal tersebut sangat tergantung pada kesiapan sekolah dan daerah untuk menerima kurikulum baru tersebut, dan tidak ada pemaksaan untuk segera diterapkan.
"Kita akan pilih sekolah dan kelas yang kurang lebih siaap. Ini untuk uji kurikulum baru bisa berjalan atau tidak," katanya.
Dengan begitu, diharapkan pada tahap awal pemerintah bisa mendapatkan masukan sehingga kurikulum baru bisa diperbaiki, bukan ditolak sama-sekali. Sebab, dipastikan kurikulum tersebut tetap diberlakukan secara bertahap kurang lebih selama tiga tahun ke depan.
Wapres juga menekankan pemerintah memilih untuk menerapkan kurikulum secara bertahap agar tidak terjadi kesalahan massal. "Karena ini proses untuk beberapa tahun ke depana. Yang paling baik ini, dilakukan secara bertahap untuk menghindari kesalahan masal juga. Kalau semuanya barangkali beresiko mengalami kesalahan masal," katanya.