REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI), Firman Bintang menuding Cinema 21 selaku eksibitor film terbesar di tanah air melakukan praktik monopoli.
Hal tersebut diungkapkan Firman karena merasa film terbarunya berjudul "Kerasukan" diperlakukan secara tidak adil oleh pihak 21.
"Inilah akibatnya kalau pemilik bioskop merangkap menjadi importir film. Tentunya mereka akan mengutamakan film impor. Ini yang saya rasakan tidak fair," kata Firman dalam siaran persnya di Jakarta, Ahad (28/4).
Firman menyebut, perlakuan tidak fair itu adalah ketika film Hollywood "Iron Man 3" tayang. Padahal, Firman mengatakan, film tersebut harusnya tayang pada Jumat (26/4). Namun dimajukan satu hari ke tanggal (25/4) dan mendapat 355 layar.
"Padahal sesuai kesepakatan, hari Kamis adalah jadwal awal diputarnya film nasional," kata Firman.
Karena hal itu, lanjut Firman, pihaknya telah menarik film "Kerasukan" karena keterbatasan layar bioskop yang diberikan pihak Cinema 21. Firman terlah menarik filmnya sejak Sabtu (27/4) kemarin.
''Saya mengimbau kepada seluruh produser, khususnya anggota PPFI agar mereka menghentikan produksi layar lebarnya,'' kata Firman, yang telah mengirim permintaan penarikan filmnya kepada Harris Lesmana dan Sunaryo dari Grup 21.