REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korupsi yang makin kronis dalam momen Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei disebut budayawan Taufik Islami karena reformasi mengalami "kecelakaan lalu lintas." Taufik melihat pangkalnya adalah salah tafsir akan reformasi sehingga semua justru saling bertabrakan.
Taufik mengibaratkan elemen bangsa ini adalah sebuah kendaraan. Seharusnya setelah reformasi, pembangunan berjalan setahap demi setahap ibarat mobil dalam posisi persneling dua. "Sekarang semua persneling empat, saling tabrakan," ujarnya kepada Republika, Senin (20/5).
Salah satu penyakit kronis yang mendera bangsa ini tutur Taufik adalah Korupsi. Taufik melihat salah guna kekuasaan di dalam keuangan terus menerus terjadi. Celakanya, ungkap Taufik, Pemilu yang digelar pascareformasi berdasar pada transaksi keuangan. "Waduh berat sekali itu, mau tidak mau orang akan korupsi," kata Taufik.
Saling menabrak dengan kecepatan tinggi ini dinilai karena euforia yang tak tertahankan. Sikap refpresif yang berlangsung 30 tahun lebih membuat perjalanan kendaraan reformasi justru saling menabrak. "Tak hanya masalah korupsi, budaya, ekonomi, politik juga kacau," ungkapnya.