Kamis 30 May 2013 20:17 WIB

Palestina: Israel Ancam Upaya Menlu AS

Menlu AS John Kerry
Foto: X02595
Menlu AS John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang pejabat Palestina, Kamis, menuduh Israel menghancurkan upaya Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian dengan melanjutkan pembangunan permukiman Yahudi.

Pada Rabu (29/5), media setempat Israel melaporkan pemerintah memutuskan untuk membangun lebih dari 1.000 rumah di permukiman di Jerusalem Timur.

"Kami telah memberitahu dunia bahwa pemerintah Israel tidak tertarik pada perdamaian dan itu adalah pemerintah pemukim (Yahudi)," kata Saeb Erekat, Kepala Perunding Palestina, kepada Xinhua.

''Selain pemerintah melanjutkan pembangunan permukiman tidak sah, kelompok pemukim juga meningkatkan serangan mereka terhadap rakyat Palestina dan wilayah mereka di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem Timur,'' kata Erekat sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Kamis malam.

Sementara Riad Al-Maliki, Menteri Urusan Luar Negeri Palestina, mengatakan Kerry gagal membuat terobosan dalam misinya. Dia menyalahkan Israel karena tidak bersikap luwes.

Menurut pengawas permukiman Terrestrial Jerusalem, kontrak untuk membangun 300 rumah di Permukiman Ramot di Jerusalem Timur-laut sudah ditandatangani.

Laporan mengenai rencana pembangunan permukiman baru mencuat beberapa hari setelah Kerry mengakhiri kunjungan keempatnya ke wilayah itu. Tempat dimana ia bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina dalam upaya menghidupkan kembali perundingan.

Kerry telah melancarkan upaya sejak kunjungan Presiden AS, Barack Obama, ke wilayah tersebut pada 20 Maret. Kunjungan Obama dalam rangka melanjutkan kembali perundingan perdamaian langsung antara Israel dan Palestina.

Perundingan antara kedua pihak telah berhenti total pada 2010 gara-gara perluasan permukiman Yahudi.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement