REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Rangkaian bom yang meledak usai Idul Fitri kembali terjadi di Irak dan menewaskan hampir 80 orang. Rentetan bom mobil, Sabtu (10/8) di wilayah penganut Syiah di Baghdad saja menewaskan 57 orang dan melukai 150 lainnya.
Berdasarkan laporan Reuters, rangkaian ledakan dan bom bunuh diri di beberapa kota di Irak memang serangan yang direncanakan. Serangan juga ditargetkan kepada masyarakat yang merayakan Idul Fitri. 12 ledakan terpisah terjadi di pasar, jalan yang penuh dengan penjaja makanan dan taman yang dipenuhi warga yang merayakan idul fitri.
Sebelumnya ledakan terjadi di Baghdad, Rabu dan menewaskan 50 orang. Serangan ini pun menjadikan bulan Ramadhan sebagai hari-hari paling mematikan, khususnya dalam jumlah korban tewas, di Irak.
Lebih dari seribu orang tewas di bulan Juli akibat serangan bom. Berdasarkan data PBB, Juli dianggap bulan paling mematikan di semenjak 2008.
Menteri Dalam Negeri Irak, dikutip dari Reuters mengatakan negara sedang menghadapi perang terbuka, apalagi melihat begitu dalamnya serangan sektarian. Pemerintah pun meningkatkan keamanan, menutup jalan dan memperbanyak frekuensi patroli melalui udara.
18 bulan usai Amerika Serikat menarik pasukannya dari Irak, militan Sunni mulai meningkatkan serangan kepada pemerintah Syiah. Hal ini terjadi karena pemerintah saat ini yang dipimpin kelompok Syiah meminggirkan penganut Sunni dan minoritas. Apalagi perang sipil di Suriah juga makin menajamkan kondisi di Irak.
Sabtu kemarin, Presiden Irak Kurdistan, Mas'ud Barzani, menyatakan wilayah mereka siap membela warga Kurdi yang tinggal di Suriah. Ucapan Barzani merupakan indikasi kuat intervensi rakyat Kurdi di Suriah.
Selain itu diyakini makin menenggelamkan Suriah dalam konflik berkepanjangan Sebuah bom bunuh diri dengan menggunakan mobil meledak di wilayah sibuk kota Tuz Kurmato. Menurut keterangan polisi serangan ini menewaskan 10 orang dan melukai 45 orang. Tuz Khurmato adalah kota yang menjadi pusat konflik pemerintah dan provinsi otonomi Irak Kurdistan.
Polisi yakin pelaku berencana menyerang pusat Partai Kurdi. Namun tak bisa sampai ke lokasi karena keamanan ditingkatkan di wilayah itu.
Bom juga meledak di kota Nassiriya, 300 kilometer dari Baghada. Bom kembar ini meledak dan menewaskan 6 orang dan melukai 25 lainnya. Sementara bom lainnya meledak di kota suci kaum Syiah, Kerbala, yang menargetkan sebuah masjid syiah di wilayah ini. Serangan tersebut menewaskan seorang ulama dari sekte yang sudah dilarang di Malaysia dan Brunei Darussalam dan melukai empat warga lima warga.
Kondisi di Irak sampai saat ini terus memanas, khususnya antara Syiah, Sunni dan Kurdi semenjak mayoritas menguasai pemerintahan. Sementara serangan juga berpindah dari bom yang ada di pasar atau masjid menjadi kepada anak-anak yang bermain bola dan kafe-kafe yang dipenuhi remaja dan kaum muda.