Kamis 29 Aug 2013 01:06 WIB

2 Pemicu PNS Tidak Amanah dan Korup

Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Foto: Antara
Pegawai Negeri Sipil (PNS)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Lemahnya sistem birokrasi dalam pemerintahan dimulai dari buruknya integitas pegawai. Ada dua faktor yang membuat seorang pegawai pemerintahan cenderung tidak amanah dan korup. 

Menurut Ali Rokhmad, Kabag Perencanan dan Keuangan, Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama, faktor pertama adalah lemahnya tanggung jawab pemimpin dalam mengawal dan mengarahkan para pegawai sehingga kurang disiplin. 

Sedangkan faktor kedua berupa lemahnya sistem penilaian dan tidak adanya penghargaan yang mampu memotivasi pegawai untuk berprestasi sehingga tidak banyak yang menjadi teladan bagi lainnya. 

Pria kelahiran Pati, Jawa Tengan pada 6 Juli 1966, ini akan mempertahankan disertasi berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Pengembangan Karier terhadap Komitmen Organisasi dan Implikasinya pada Kinerja Pegawai Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama”. 

Menurut dia, baik dan buruknya birokrasi di satu organisasi pemerintahan sangat bergantung kepada sistem yang sedang berjalan. ''Seperti yang terjadi pada birokrasi negara kita saat ini, tidak lain karena lemahnya implementasi kepemimpinan dan sistem yang ada,'' ungkap Ali.

Karena itu, lanjut dia, membenahi karut-marutnya kondisi birokrasi pemerintahan harus dimulai dengan memilih pemimpin yang mampu memberikan motivasi dan menggerakkan bawahan sehingga memiliki komitmen untuk berada dalam sistem yang tepat. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement