Selasa 03 Sep 2013 08:49 WIB

Mengapa Turis Cina Dikenal Begitu Kasar? (4-Habis)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Djibril Muhammad
Turis Cina hobi berlibur ke luar negeri (Ilustrasi)
Foto: marketingtochina
Turis Cina hobi berlibur ke luar negeri (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Turis Cina kebanyakan dipandang sering memaksa, keras, kurang sopan, dan nakal.

Meskipun negara tujuan menyambut kedatangan dolar pariwisata ini ke negara mereka, pada kenyataannya negara tujuan wisata tak menyukai kekacauan dan kerumitan yang sering ditimbulkan beberapa wisatawan di Cina.

Orang-orang bertanya mengapa mereka sangat keras dan tidak bersikap lunak. Setiap cerita tentang turis Cina yang diterbitkan banyak media di sana, salah satunya South China Morning Post (SCMP) selalu menjadi artikel dengan pembaca tertinggi.

Kini, SCMP kembali membahas yang sama dengan topik mengapa turis-turis Cina dikenal begitu kasar? ROLers, berikut pemaparannya, dilansir dari SCMP, Senin (2/9).

Peneliti pariwisata Cina, Yong Chen yang juga salah satu akademisi dari Hong Kong Polytechnic University mengatakan mengatakan sebagian besar turis Cina yang buruk sama sekali tidak berniat menjadi buruk.

Mereka hanya menunjukkan apa adanya diri mereka. Mereka adalah seorang Cina, jadi begitulah mereka. Setidaknya ada empat faktor yang bisa menjelaskannya.

4. Sampai kapan citra buruk ini bertahan?

Orang-orang Cina membayar harga yang mahal untuk perilaku buruk mereka sebagai wisatawan. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Public Opinion Programme dari University of Hong Kong menunjukkan fakta bahwa orang-orang Hong Kong alias Hongkongers menyimpan citra negatif terhadap orang-orang Beijing dan Cina Daratan.

Citra negatif ini bahkan naik hingga 40 persen sejak November tahun lalu. Survei SCMP juga menggelar survei yang menyimpulkan apa yang membuat beberapa Hongkongers tidak suka dengan orang-orang Beijing dan Cina Daratan? Sebanyak 50 persen dari mereka menjawab karena perilaku buruknya.

"Pemerintah China dan agen-agen perjalanan harus mengambil inisiatif untuk mendidik wisatawan ini," kata Chen. Dia juga mendesak kerjasama dari kedua pemerintah dan sektor swasta.

Chen megatakan turis-turis Cina kadang juga sering menggunakan alasan dengan cara membandingkan diri mereka dengan turis-turis baru dari negara Amerika dan Jepang.

Mereka menilai masih banyak sekali turis-turis dari Amerika dan Jepang yang berperilaku buruk ketika mereka menjadi cukup kaya dan bepergian ke luar negeri untuk pertama kalinya.

Central Guidance Commission for Building Spiritual Civilisation dari Partai Komunis Cina, bekerja sama dengan China National Tourism Administration baru-baru ini mengeluarkan imbauan sepanjang 128 karakter.

Mereka mengingatkan wisatawan Cina untuk berperilaku beradab di jalan. Topik ini kemudian menjadi hit besar di sejumlah media sosial di Cina. Namun banyak dari mereka yang kurang optimis bahwa kebiasaan ini akan berubah dalam waktu dekat.

"Turis Cina perlu waktu panjang sampai mereka benar-benar dihormati dunia," kata Agen perjalanan wisata di Beijing yang berbasis di Maladewa, Jenny Wang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement