REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Beredarnya kabar mengenai perginya empat artefak yang hilang di Museum Gajah ke Thailand membuat polisi merasa perlu berkoordinasi dengan interpol.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisari Besar Rikwanto mengatakan, pihaknya belum mengetahui terkait informasi tersebut dan berjanji akan mencari kebenarannya. "Segera kita akan berkoordinasi dengan interpol,’’ kata dia, Rabu (2/10).
Rikwanto menjelaskan, koordinasi nantinya terkait pertanyaan kebenaran apakah empat artefak sudah berada di negara tersebut atau dilakukan pencarian lebih intensif.
Menurut Rikwanto, sebenarnya pihak kepolisian sudah melakukan koordinasi dengan interpol ketika artefak tersebut dinyatakan hilang pada 11 September 2013 silam. Tidak hanya interpol, polisi juga berkoordinasi dengan pihak imigrasi, bea cukai serta polisi yang bertugas di pelabuhan atau bandara.
Rikwanto mengakui adanya kendala dalam pengungakan kasus pencurian ini. Menurut dia, yang paling signifikan ialah belum diketahuinya secara pasti kapan hilangnya artefak tersebut. "Yang kita tahu kan laporan hilangnya, tapi hilangnya belum tentu di hari tersebut,’’ kata dia.
Menurut Rikwanto, polisi masih terus melakukan penyatuan data dari berbagai informasi. Ia menjelaskan, beberapa hari yang lalu polisi sudah melakukan rekonstruksi mini dan gelar perkara, namun belum ada hasil yang signifikan.
Rikwanto menjelaskan, pencurian ini bukan kasus biasa. Pasalnya, yang hilang adalah benda yang memiliki nilai sejarah dan sangat berharga. Maka, pihak kepolisian serius dalam penanganannya.
Seperti diketahui, sudah 21 hari artefak berumur ribuan tahun hilang dari Museum Gajah sejak dilaporkan hilangnya pada 11 September 2013, lalu.