Senin 21 Oct 2013 18:52 WIB

Subur: Jika Bisa, Anas dan Demokrat Kembali Bersatu

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat yang juga anggota Dewan Pembina Subur Budhisantoso (kiri) bertandang ke rumah Anas Urbaningrum di kawasan Duren Sawit, Jakarta, Senin (25/2).
Foto: FOTO ANTARA/Ridhwan Ermalamora Siregar
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat yang juga anggota Dewan Pembina Subur Budhisantoso (kiri) bertandang ke rumah Anas Urbaningrum di kawasan Duren Sawit, Jakarta, Senin (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Subur Budhisantoso mengatakan Partai Demokrat dan Anas Urbaningrum, yang kini menjadi Ketua Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia, sebaiknya segera mengakhiri perselisihan dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan sengketa.

"Jika bisa mereka kembali bersatu, kita (seharusnya) mencari kebaikan, bukan cari sengketa," kata Subur setelah jumpa pers di Jakarta, Senin (21/10).

Subur mengaku enggan ikut campur terlalu jauh, namun jika suatu saat dia diminta menjadi penengah kedua belah pihak, pakar antropologi politik Universitas Indonesia ini sangat bersedia.

"Sebagai salah satu pendiri, saya juga ingin memelihara kekompakan," ujar Subur, yang masih berpartisipasi dalam kegiatan Partai Demokrat.

Subur yang dianggap sesepuh partai mengatakan hingga saat ini masih berkomunikasi dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono melalui pesan singkat. "Saya masih sering SMS dengan Pak SBY, kami berkomunikasi," ujarnya.

Sebagai mantan petinggi Demokrat, kata Subur, Anas Urbaningrum dan Partai Demokrat sangat mungkin untuk dapat kembali menjalin hubungan baik.

Pada bagian lain Subur mengatakan sangat menyayangkan kesalahpahaman PPI dalam menanggapi ketidakdatangan dirinya pada diskusi  "Dinasti versus Meritokrasi Politik" di Rumah Pergerakan PPI, Jumat (18/10).

"Saya agak gusar, tapi saya sudah jelaskan dan ini hanya kesalahpahaman saja," ujar Subur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement