REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada Kamis (24/10) pagi kembali menguat sebesar 315 poin menyusul tren pelemahan dolar AS terhadap mayoritas nilai tukar dunia. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat sebesar 315 menjadi Rp 10.845 dibanding posisi sebelumnya (23/10) Rp 11.160 per dolar AS.
"Tren dolar AS kembali melemah seiring dengan perlambatan perekonomian AS," ujar Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (24/10).
Reza Priyambada menambahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif seiring dengan Cina menambah sentimen penguatan bagi rupiah. Artinya, dengan adanya perbaikan tersebut maka defisit neraca perdagangan Indonesia akan berkurang. "Ekonomi Cina yang tumbuh akan membantu memperbaiki neraca perdagangan. Ditambah dengan ekonomi Jepang yang juga mulai pulih," kata dia.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan dolar AS akan terus mengalami pelemahan lantaran isu pengurangan stimulus the Fed cenderung memudar. "Merosotnya dolar AS terjadi setelah beberapa indikator ekonomi pemerintah AS masih negatif. AS hanya mampu menyerap 148 ribu tenaga kerja di September dibanding bulan sebelumnya sebanyak 193 ribu. Sehingga kondisi itu memicu harapan bahwa the Fed bakal terus mempertahankan program stimulusnya," kata Ariston.