REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Saat ini banyak partai politik dinilai asal comot calon anggota legislatif perempuan. Asisten Deputi Gender Bidang Politik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ahmad Darsono mengungkapkan mengungkapkan sikap itu hanya untuk memenuhi kuota 30 persen perempuan.
Menurut Ahmad, pada pembekalan bagi para calon anggota legislatif perempuan di Banjarmasin, Kamis (31/10) kondisi tersebut dikhawatirkan akan membuat peran perempuan dalam legislatif tidak berfungsi maksimal.
"Cukup banyak perempuan yang memiliki kemampuan untuk berperan dalam pembangunan dan memiliki potensi besar untuk membawa bangsa lebih maju, namun belum terakomodir oleh partai politik," katanya.
Itu terjadi, katanya, karena sebagian partai politik tidak memberikan bekal yang substansial bagaimana berpolitik dan memenuhi harapan serta kebutuhan masyarakat.
Ia menilai dalam rekrutmen calon anggota legislatif, sebagian partai tidak memperhatikan kualitas sumber daya manusia, karena keterbatasan SDM partai tersebut. Selain itu, kata dia, perempuan masih tertinggal hampir di semua sisi pembangunan baik itu politik maupun non politik.
"Walaupun sebenarnya, perempuan mempunyai pengalaman cukup tinggi, dalam berbagai hal," katanya. Menjawab hal tersebut, tambah dia, pemerintah memberikan fasilitasi kepada semua partai dengan posisi sama, yaitu semua partai diminta mengirim sepuluh orang untuk ikut dalam pembekalan partai bagi calon legislatif perempuan.
Pembekalan itu diharapkan mampu mendorong perempuan memiliki kapabilitas yang memadai, sehingga saat terpilih menjadi DPR memiliki kualitas yang diharapkan.