REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Pemerintah Kolombia dan FARC, Rabu (7/11) waktu setempat, mencapai kesepakatan mengenai keikutsertaan kelompok pemberontak itu dalam politik jika mereka mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir 50 tahun. Demikian kata kedua pihak.
"Kami telah mencapai kesepakatan mendasar mengenai poin kedua dalam agenda," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama yang dibacakan oleh Rodolfo Benitez, seorang diplomat Kuba.
Kembalinya pemberontak ke kancah politik merupakan salah satu dari lima butir agenda yang dibahas dalam perundingan perdamaian setahun antara pemerintah Presiden Juan Manuel Santos dan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).
Kedua pihak masih harus mencapai persetujuan mengenai tiga masalah utama lagi untuk merampungkan sebuah perjanjian menyeluruh yang akan mengakhiri perang terlama Amerika Latin tersebut.
"Apa yang telah kami sepakati memperdalam dan memperkuat demokrasi," kata pernyataan bersama itu.
Kedua pihak sejauh ini baru mencapai sebagian kesepakatan mengenai reformasi tanah dan merancang cara-cara bagi anggota FARC untuk memasuki sistem politik. Masalah-masalah lain yang diagendakan adalah perdagangan narkoba, ganti-rugi korban perang dan diakhirinya konflik.