Ahad 24 Nov 2013 16:44 WIB

IDB Minta Negara Anggota Tingkatkan Kerjasama Perdagangan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Djibril Muhammad
Islamic Development Bank (IDB).
Foto: Alarabiya.net
Islamic Development Bank (IDB).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kelompok Bank Pembangunan Islam (IDB Group) meminta negara-negara anggotanya meningkatkan volume target perdagangan antara negara-negara anggota menjadi 20 persen pada 2015.

Imbauan ini telah dilontarkan Kepala IDB, Ahmad Mohamed Ali sejak 2005 lalu dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam di Makkah.

Beberapa negara anggota IDB di antaranya Arab Saudi, Libya, Iran, Mesir, Turki, Uni Emirat Arab (UEA), Pakistan dan Indonesia. Baru-baru ini, Ali mengemukakan kembali pernyataan tersebut saat pada sesi pembukaan Komite Tetap 29 untuk Kerja Sama Ekonomi dan Komersial (COMCEC) di Istanbul, Turki.

Ketua COMCEC saat ini adalah Presiden Turki, Abdullah Gül. Ali mendesak COMCEC dan kelompok koordinasi mencari cara dan sarana untuk mewujudkan peningkatan volume perdagangan yang diinginkan sebelum KTT Islam berikutnya di Turki pada 2016.

IDB, lewat cabangnya Perusahaan Perdagangan Keuangan Islam Internasional (ITFC), memberikan inisiatif bantuan untuk Arab. "Bantuan in bisa menjadi alat utama meningkatkan perdagangan antar negara anggota," kata Ali seperti dikutip Zawya belum lama ini.

Total perdagangan keuangan ITFC pada 1434 Hijritah mencapai 5 miliar dolar AS, tumbuh dua kali lipat dari tingkat rata-rata operasi dalam lima tahun terakhir.

Ali mengatakan Perusahaan Islam untuk Asuransi Investasi dan Pembiayaan Ekspor (ICIEC) telah menyediakan fasilitas asuransi lebih dari 3 miliar dolar AS untuk pembiayaan ekspor tahun lalu.

Di sela-sela pertemuan tersebut, nota kesepahaman (MoU) ditandatangani Republik Niger, Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki dan IDB untuk kerja sama memerangi kebutaan dan membangun Pusat Kedokteran pertama di Niger yang menghabiskan 2 juta dolar AS. IDB akan memberikan beberapa peralatan medis untuk pusat kedokteran tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement