REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Gonjang-ganjing penyelenggaraan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) yang selalu mundur dan gagal, membuat sebagian warga di Lampung tidak peduli meski KPU Lampung sudah menetapkan lagi jadwal pemilukada pada 27 Februari 2014.
Pendapat yang dikumpulkan, Kamis (5/12), terungkap sebagian warga sudah tidak peduli lagi soal Pemilukada Lampung mau digelar cepat atau lambat. Warga hanya ingin kesejahteraan penduduknya meningkat, fasilitas umum dan transportasi tersedia, jalan-jalan bagus, dan anak-anak bisa sekolah.
Tomi, warga di Tanjungkarang Barat, mengatakan ia sudah bosan dengan membaca koran lokal berita masalah pemilukada terus. Perseteruan elite politik selalu menjadi bacaan warga, membuat warga semakin tidak perhatian lagi.
“Yang ribut-ribut soal pilgub ini cuma elite politik saja, warga sepertinya biasa saja tidak peduli. Mau ada pilgub atau tidak, yang penting anak-anak bisa sekolah, jalan bagus, transportasi lancar,” kata pengurus RT ini.
Ridwan, warga Sukarame, menyatakan, pemilukada hanya kepentingan orang-orang partai politik (parpol) dan penguasa. “Coba tanya warga, mereka rata-rata tidak peduli siapa yang mau jadi gubernur. Yang rebut-ribut itu pendukungnya,” ujarnya.
Ketua KPU Lampung Nanang Trenggono menyatakan, pelaksanaan Pemilukada Lampung mundur menjadi tanggal 27 Februari 2014. Hari pemungutan suara putaran pertama tersebut sudah mendapat persetujuan dari KPU pusat.
Pemilukada Lampung ini sudah dua kali mundur. Pertama, pada 2 Oktober kemudian mundur menjadi 2 Desember 2013. Namun, karena tidak ada biaya dan tidak dianggarkan Pemprov Lampung, mundur lagi 27 Februari 2014. Hingga kini, anggaran pemilukada sebesar Rp 200 miliar ini belum jelas juga, karena mash belum dibahas DPRD dan Pemprov.