Sabtu 07 Dec 2013 15:06 WIB

Andi Nurpati: Polwan Jangan Takut Berjilbab

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Karta Raharja Ucu
 Anggota polwan Bripka Novi mengatur lalu lintas dengan mengenakan seragam polisi berjilbab di lampu merah Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (25/11).  (Republika/Yasin Habibi)
Anggota polwan Bripka Novi mengatur lalu lintas dengan mengenakan seragam polisi berjilbab di lampu merah Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (25/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penundaan pemakaian jilbab oleh Polri jangan jadi alasan untuk melepaskan hijab yang sudah dikenakan, kata Wasekjen Partai Demokat, Andi Nurpati.

Andi menilai, penundaan itu agar penggunaan jilbab polwan seragam. Namun, bagi polwan yang sudah memakai jilbab, tidak perlu melepasnya lagi meski peraturan kapolri (Perkap) belum turun.

"Dibolehkan sampai dengan Perkap turun. Asal pakai saja warna yang sesuai dengan baju dinas yang digunakan," kata politikus Partai Demokrat itu.

Andi yang juga berjilbab itu menjelaskan, pemakaian jilbab bagi Muslimah merupakan hak asasi setiap individu untuk menjalankan keyakinannya dalam beragama. Ia juga mengimbau kepada seluruh polwan agar tidak merasa takut dalam mengenakan jilbab. Karena itu adalah hak asasi manusia.

"Jangan ada ketakutan bagi polwan yang ingin mengenakan jilbab," ujarnya dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12).

Ia mengaku bingung ketika ada penundaan bagi polwan untuk berjilbab. Padahal, lanjutnya, saat ia mendengar Kapolri mempersilahkan polwan untuk berjilbab, ia mengaku sangat senang dan hal itu merupakan terobosan yang luar biasa.

"Saya pertama kali mendengar langsung ngetwitt. Wah ini terobosan yang luar biasa. Masak sekarang menjalankan aturan berjilbab kok ditunda," katanya.

Sebelumnya, Wakapolri dan Kapolri satu suara tentang penundaan jilbab bagi anggota polwan muslimah. Keduanya meminta seluruh elemen masyarakat dan polwan untuk bersabar hingga surat keputusan yang mengatur penggunaan jilbab diterbitkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement