Selasa 17 Dec 2013 06:18 WIB

DPR Nilai Penundaan Jilbab Polwan Keliru

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Karta Raharja Ucu
 Peragaan pakaian dinas untuk Polwan berjilbab di Lapangan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat (25/11). (Republika/Yasin Habibi)
Peragaan pakaian dinas untuk Polwan berjilbab di Lapangan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat (25/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Polri menunda penggunaan jilbab bagi polwan yang sedang berjilbab, dinilai Wakil Ketua Komisi III DPR, Almuzzammil Yusuf, tidak jelas dan keliru.

Almuzzammil berkata penggunaan jilbab polwan adalah isu HAM dan dilindungi Konstitusi Pasal 28E ayat 1. "Penggunaan jilbab juga merupakan trend penghormatan internasional, termasuk di Inggris, Kanada, Swedia, Victoria Australia, dan negara lainnya di dunia," tuturnya, Senin (16/12).

Seharusnya, kata Almuzzammil, pimpinan Polri menyadari selama ini kebijakannya yang tidak membolehkan polwan menggunakan jilbab telah melanggar HAM dan konstitusi.

"Setelah sadar melanggar HAM dan konstitusi, seharusnya segera memperbaiki diri," kata Almuzzammil.

Menurutnya, kebijakan itu jangan lagi ditunda-tunda. "Kebijakan yang bijak adalah memberikan kesempatan polwan untuk kenakan jilbab sambil menunggu SK," tutupnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement