REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada awal 2014 berada di area positif atau menguat ke posisi Rp 12.250 per dolar AS menyusul penyesuaian pelaku pasar uang terhadap nilai tukar domestik.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis (2/1) pagi bergerak menguat 24 poin menjadi Rp 12.250 dibanding sebelumnya di posisi Rp 12.274 per dolar AS.
"Laju nilai tukar rupiah awal tahun 2014 bergerak menguat. Pelaku pasar sedikit melakukan penyesuaian dengan laju rupiah sehingga menguat terhadap dolar AS, penguatan juga terjadi pada mayoritas mata uang dunia," kata Kepala riset Trust Securities di Jakarta, Kamis (2/1).
Menurut dia, pelaku pasar uang domestik juga memanfaatkan penguatan laju mata uang euro dengan melepas posisi pada dolar AS, terutama setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan belum diperlukannya untuk memangkas suku bunga acuannya. Ia menambahkan pergerakan mata uang rupiah juga seiring dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan rupiah masih berpotensi menguat menyusul suku bunga Bank Indonesia (BI rate) yang masih tinggi sehingga dapat menahan dana asing keluar dari dalam negeri. "Suku bunga yang tinggi diharapkan dapat menahan dana asing keluar, selain itu diharapkan juga membuat minat investor asing masuk ke dalam negeri," katanya.
Selain itu, lanjut dia, kebijakan ekonomi pemerintah yang telah dikeluarkan beberapa pekan lalu dapat juga berdampak positif bagi mata uang domestik. Meski demikian, lanjut dia, pada 2014 likuiditas dolar AS akan semakin ketat setelah diberlakukannya pemangkasan stimulus keuangan the Fed pada awal Januari ini.