REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Masalah peningkatan kasus obesitas kini melanda Australia. Warga Australia dinilai terlalu banyak makan, kurang olahraga dan semakin gemuk. Oleh karena itu ilmuwan Australia tengah mencari cara untuk mengatasi kondisi ini.
“Dunia telah melihat peningkatan yang cukup dalam jumlah makanan yang tersedia per orang selama setengah abad terakhir, di semua kelompok," kata laporan yang dirilis sebuah institut di Inggris baru-baru ini.
"Bagi orang-orang yang berpenghasilan tinggi, makanan telah menjadi begitu berlimpah tanpa mereka terlalu berhitung soal harganya,” kata laporan tersebut.
"Seiring dengan tumbuhnya ekonomi, meningkatnya pendapatan dan urbanisasi, pola makan cenderung mengikuti juga."
"Kebanyakan warga berpindah dari kebiasaan mengkonsumsi makanan berat yang kaya kandungan biji-bijian dan tepung untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari dengan biaya minimum, berganti dengan bahan pokok yang lebih banyak terdiri dari buah dan sayuran. Tapi diatas itu semua mereka juga cenderung mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung minyak, lemak, gula dan protein hewani.”
Laporan itu juga memperingatkan adanya peningkatan yang sangat besar kasus serangan jantung, stroke dan diabetes. Selain itu laporan ini juga mengkaitkan konsumsi garam dan lemak yang berlebihan dengan kenaikan global penyakit tidak menular termasuk kanker, diabetes, penyakit jantung dan stroke.