REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peremajaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI AU terus dilakukan. Pesawat latih dan tempur terus diperbaharui agar kemampuan tempur RI semakin baik.
Baru - baru ini TNI AU menerima pesawat tempur Sukhoi 30, Super Tucano dan pesawat latih Grob. Beberapa bulan ini, TNI aU juga menerima enam belas pesawat tempur T 50i golden eagle sebagai pengganti pesawat Hawk MK 53.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, menyatakan sejak 1980-an pesawat Hawk tersebut memperkuat skuadron udara 15 Pangkalan Udara Iswahjudi. Keenambelas pesawat latih dan tempur asal Korsel ini akan melengkapi skuadron tersebut.
Hadi menyatakan pesawat ini akan digunakan sebagai fighter lead in trainer atau melatih calon penerbang tempur. Pesawat ini ditenagai mesin General Electric F404-GE-102 yang mampu menghasilkan daya dorong 17.700 pounds dengan after burner dan 11 ribu pounds, lengkap dengan mill power.
Bila dibutuhkan, jelas Hadi, pesawat ini dapat melaju hingga 1,5 mach atau 1,5 kali kecepatan suara (1.600 KM/jam). Dalam konfigurasi lengkap pada bobot maksimal 27.322 pound atau 14 ton, pesawat ini mampu dengan mudah menanjak hingga ketinggian maksimal 55 ribu kaki dari permukaan laut.
Sekilas, penampilan golden eagle ini mirip dengan F 16 dengan perkecualian lubang masuk jet ada dua dibawah sayap, bukan di perut seperti F 16. "Sama- sama memiliki bubble canopy, wing, dan fuselage, yang saling menyatu," paparnya.
Pesawat ini sanggup bertempur di udara dan cukup mematikan terhadap sasaran bawah. Total kapasitas angkut persenjataan mencapai lima ton. Pesawat ini dilengkapi kanon gatling internal tiga laras general dynamic 20 mm. "Mampu menyemburkan dua ribu peluru per menit," imbuhnya. Pesawat ini memiliki panjang 43 kaki, lebar sayap 31 dan tinggi 16 kaki.