Sabtu 22 Feb 2014 14:08 WIB

Implementasi Jamiyyah Ilahiyyah: Mengubah Ular Menjadi Tali (1)

Ilustrasi
Foto: Blog.gaiam.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Seutas tali di bawah remang cahaya rembulan. Si Ahmad memersepsikan tali itu sebagai seekor ular panjang.

Di dalam pikiran Ahmad tiba-tiba terbayang gigi ular yang tajam, ada bisa yang mematikan dalam waktu sekejap dan di benaknya ia mengira masih ada ular-ular lain di sekitarnya yang ikut mengancam nyawanya.

Seluruh sistem dan struktur berpikir si Ahmad terpengaruh dengan kehadiran ular yang benar-benar hidup di dalam pikirannya. Gelombang energi otak si Ahmad tersedot memikirkan ular itu.

Tentu, urusan-urusan Ahmad yang lain ikut terpengaruh dengan kehadiran ular. Selama si Ahmad memersepsikan tali itu sebagai ular, ular itu benar-benar eksis di dalam benak Ahmad.

Ahmad membutuhkan pengetahuan khusus untuk menyatakan ular itu tidak nyata. Ahmad belum tahu kalau ular yang hidup dan menyedot energinya itu adalah ular ilusi. Untung si Ahmad berusaha mengetahui kenyataan yang sesungguhnya melalui kecerdasan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.

Ia mengambil lampu senter kemudian cahaya disorotkan ke arah ular itu. Hasilnya, ternyata bukan ular, melainkan hanya seutas tali. Ahmad berhasil membunuh ular yang benar-benar hidup di dalam pikirannya. Akhirnya, Ahmad bersyukur dan memuji kebesaran Allah SWT karena ia berhasil mengubah seekor ular menjadi seutas tali.

Ahmad masih penasaran. Ia merenung mengapa ia bisa terkecoh oleh pikirannya sendiri. Ahmad sadar bahwa pikiran keliru bisa menyedot energi sedemikian kuat. Si Ahmad juga takjub betapa agungnya Allah yang telah menganugerahkan kecerdasan kepadanya untuk mengetahui kebenaran ular itu.

Dengan cahaya seekor ular bisa menjadi seutas tali. Apakah pengetahuan dan cahaya itu hanya bisa mengubah seekor ular menjadi sutas tali? Si Ahmad yakin kalau pengetahuan dan cahaya itu bisa bekerja tidak hanya di level persepsi, tetapi juga pada level aktual.

Kalau di level konsepsi atau persepsi seekor ular bisa menjadi seutas tali, apakah di level aktual tidak bisa terjadi? Apakah bisa seekor ular yang sebenarnya bisa diubah menjadi laksana seutas tali? Apakah sesungguhnya perbedaan antara ular dan tali dalam substansi?

Cerita si Ahmad ini bisa memberikan banyak hikmah untuk kita semua. Mungkin bukan hanya si Ahmad, melainkan si Abduh, si Budi, dan si Ani, atau mungkin pembaca juga, yang sering memersepsikan sesuatu yang benar-benar mengancam di dalam pikiran kita.

Namun, setelah kita tahu sesungguhnya ternyata sesuatu yang tadinya benar-benar berubah menjadi sesuatu yang sama sekali tidak membahayakan. Mungkin bagi masing-masing kita ada contoh lain yang bukan ular, melainkan sesuatu yang lain yang juga menyedot energi kita.

Energi yang disedot oleh ular ilusi sama banyaknya energi yang disedot oleh ular yang sebenarnya. Persis kata para neurolog, jumlah energi yang disedot bagi orang yang dikejar ular dalam mimpi, sama dengan jumlah energi yang disedot ketika orang itu benar-benar dikejar ular dalam kenyataan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement