Selasa 04 Mar 2014 18:15 WIB

Modus Penipuan Telepon Menyasar Target Warga Aborigin

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Modus penipuan lewat telepon kini menarget penduduk aborigin di pedalaman Australia. Seorang korban mengaku mengirim uang ke India, dan diduga penipuan ini terkait dengan call center di negara itu.

Demikian dikatakan Richard Trudgen, warga Tanah Arnhem, suatu kawasan pedalaman di Wilayah Utara Australia, kepada ABC, Selasa (4/3).

Ia memperkirakan warga aborigin sudah dirugikan puluhan ribu dollar dalam modus penipuan ini.

"Ini adalah bentuk penipuan yang sangat canggih, dan dijalankan dengan cermat," kata Truden yang juga seorang penulis.

Ia mulai curiga ketika seorang kawannya meminta tolong dikirimi riabuah dollar.

Ia pun menyelidiki apa yang terjadi. Ia menemukan, para penipu ternyata mengetahui informasi detail calon korbannya, dan menggunakan informasi tersebut untuk menipu.

"Mereka misalnya tahu sejarah komunitas di sini, sejarah yang tidak banyak orang tahu," kata Truden.

Penipu meminta calon korbannya untuk mentransfer sejumlah uang, dan akan mendapatkan 1 juta dollar sebagai imbal baliknya.

Kawan Truden itu kemudian benar-benar menjadi korban. Ia mengaku telah mentransfer uang ke India.

Menurut Trudgen, kemungkinan besar pekerja call centre yang banyak terdapat di India, telah diperalat oleh jaringan penipu ini.

Disebutkan, banyak warga aborigin yang telah terjebak dan memberikan informasi akun banknya, password, dan mendapati uangnya telah hilang.

Trudgen mengaku mengenal para korban ini, dan mengatakan setidaknya 50 ribu dollar telah dikuras habis oleh para penipu.

Komisi Kompetisi dan Konsumen Australia (ACCC) menyatakan saat ini kian marak penipuan telepon yang menarget warga aborigin.

Juru bicara ACCC Derek Farrell mengatakan, sangat tidak menyakitkan bahwa warga paling miskin di Australia telah menjadi target penipuan semacam ini.

Pihak kepolisian di Wilayah Utara juga telah menyelidiki kasus ini, namun dikatakan, begitu uangnya telah ditransfer ke negara lain, hal itu sudah berada di luar kewenangan mereka.

Seorang korban akhirnya mulai bicara. Djarrayung Wununmurra dari Tanah Wandawuy, menceritakan bagaimana ia menjadi korban.

"Jika seseorang menelepon, sedemikian rupa dan meminta informasi pribadi, mereka itu penipu," katanya.

Wununmurra mengatakan, apa yang dialaminya juga bisa terjadi pada warga lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement