REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Bali telah memanggil pihak keluarga Schapelle Leigh Corby terkait wawancaranya dengan stasiun televisi Australia, Channel 7.
"Kami panggil mereka (keluarga Corby) untuk klarifikasi saja apa yang diwawancarakan dengan Channel 7," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Provinsi Bali, Sunar Agus, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, keluarga Corby yang datang memenuhi panggilannya adalah Mercedes Corby dan suaminya, Wayan Widyartha pada Senin (3/3) siang di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM. Dia menjelaskan bahwa mereka dimintai keterangan terkait materi wawancara dengan stasiun televisi swasta yang bermarkas di Sydney, Australia itu.
"Persis seperti apa yang diwawancarai (Channel 7) yang menceritakan waktu Corby di 'airport', saat dikunjungi Mercedes," ucapnya.
Isi dalam wawancara yang dipandu oleh Mike Willesee itu digambarkan saat wanita yang dijuluki Ratu Mariyuana itu bebas dengan kawalan ketat dari Lapas Kerobokan memasuki sebuah mobil khusus menuju sebuah vila mewah di Seminyak, Kuta. Dalam video dokumentasi yang ditayangkan dalam "Channel 7 Sunday Night program" itu juga memunculkan sosok Corby yang disambut hangat oleh sejumlah anggota keluarganya.
Mercedes, kakak Corby yang menjadi narasumber utama itu masih mempertanyakan asal muasal marijuana seberat 4,2 kilogram yang ada di dalam tas Corby. "Kami tidak tahu dari mana mariyuana itu. Bisa jadi dari Indonesia," ucap Mercedes dalam wawancara itu.
Dalam rekaman berdurasi 11 menit tersebut, ia juga masih mempertanyakan sejumlah barang bukti yang menunjukkan bahwa barang haram itu dibawa oleh adiknya saat di Bandara Ngurah Rai. "Kami mencoba mencari bukti dan informasi tentang gambar di bandara, tidak ada. Kami minta sidik jari, tidak ada. Tes mariyuana dan x-ray, tidak ada," ucapnya.
Mercedes juga yakin bahwa barang haram itu tidak dibawa oleh Corby namun diyakini dimasukkan oleh seseorang saat adiknya transit di sebuah bandara di Sydney. Hal tersebut, kata dia, didapatkan dari laporan bea cukai terkait investigasi rahasia terhadap petugas penanganan bagasi dan disebutkan adanya pergerakan mariyuana pada jam dan waktu yang sama saat adiknya transit di Sydney menuju Bali.
"Saya tak tahu ada yang menaruhnya di tas tetapi saya yakin seseorang yang bekerja di bandara melakukan itu menaruh di tas (milik Corby)".