REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH-- Pemerintah Arab Saudi membantah tuduhan dari Perdana Menteri Irak Nouri Al-Maliki, yang menyatakan kerajaan membiayai pejuang pemberontak di Irak. Menurut Saudi, tuduhan tersebut tak mendasar.
Sebelumnya, Maliki menuduh Riyadh mendanai pejuang pemberontak Sunni di Provinsi Anbar, barat Irak. Dalam sebuah wawancara pada Sabtu (8/3), Maliki menuduh Saudi dan Qatar mendukung kelompok bersenjata Irak."Kerajaan mengutuk pernyataan agresif dan tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh perdana menteri Irak," kata seorang pejabat tak dikenal pada kantor berita Saudi, Senin (10/3) lalu.
Kantor berita AFP mengutip pernyataan pejabat itu menyatakan, Maliki tahu betul bagaimana kerajaan melawan terorisme. Maliki juga menurutnya tahu upaya kerajaan memerangi fenomena terorisme secara lokal dan global.
Pejabat tersebut menambahkan, kekerasan yang terjadi di Irak berlangsung karena didukung oleh kebijakan sektarian dan pemerintahan yang eksklusif. "Jelas bahwa tujuan dari pernyataan ini adalah untuk mencoba dan memutarbalikkan fakta dan menyalahkan orang lain untuk menutupi kekurangan perdana menteri Irak," kata sumber tersebut pada SPA Saudi.
Selama ini kekerasan di Irak semakin memburuk dalam satu tahun terakhir. Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) meluncurkan pemboman dahsyat pada pertengahan 2013. Lebih dari 700 orang tewas dalam kekerasan pada Februari 2014, itu belum termasuk 300 kematian di Provinsi Anbar. Tahun lalu tercatat, 8.000 warga sipil tewas.