Senin 07 Apr 2014 14:04 WIB

10 Bisnis Ilegal Populer di Dunia (3-Habis)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Petugas menunjukkan barang bukti sitaan pada rilis peredaran gelap narkoba di halaman gedung BNN, Jakarta Timur, Selasa (18/2)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas menunjukkan barang bukti sitaan pada rilis peredaran gelap narkoba di halaman gedung BNN, Jakarta Timur, Selasa (18/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Populasi masyarakat di dunia semakin meningkat. Kompetisi dan persaingan di antaranya semakin tidak proporsional. Manusia saling bersaing untuk hak, bersaing untuk makanan, bersaing untuk kekayaan.

Demi memenangkan persaingan itu, banyak pihak yang menggunakan cara-cara ilegal. Dan itu menjadi awal dari bisnis kontroversial di seluruh dunia. 

Apa saja bisnis ilegal seperti itu? Berikut pemaparannya, dilansir dari Wonder List, Senin (7/4).

8. Narkoba

Perdagangan narkoba dan obat-obatan di pasar gelap global menjadi bisnis paling kontroversial berikutnya di dunia. Sebagian besar wilayah hukum di suatu negara melarang perdagangan narkoba ini, kecuali berada di bawah lisensi.

Narkoba dianggap sebagai pembunuh banyak orang. Penyelundupannya dianggap tindakan yang tidak etis yang dikutuk dalam ranah hukum negara manapun. 

Hampir setiap negara di dunia memiliki hukum dan konstitusi mereka terhadap bisnis gelap yang satu ini. 

9. Suap

Menerima suap adalah tindakan yang ilegal. Hal ini juga tidak diterima secara etis di seluruh negara di dunia. Memberi dan menerima suap untuk mencapai tujuan tertentu merupakan tindakan kejahatan yang tidak manusiawi dibanyak negara.

10. Jual beli anak

Perdagangan anak itu termasuk di dalamnya kegiatan perekrutan, pengiriman, pemindahnamaan, penampungan, atau penerimaan anak untuk tujuan eksploitasi. 

Ini adalah salah satu bisnis paling kontroversial di dunia dan masuk dalam kategori kejahatan berat. 

Bentuknya juga banyak, mulai dari jual beli anak untuk dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial (PSK), aktivitas pronografi, pengambilan organ tubuhnya, perbudakan, hingga pernikahan dini. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement