Jumat 25 Apr 2014 08:49 WIB

Wow, Angka Golput di Jabar Capai 28,7 Persen

Rep: c30/ Red: Bilal Ramadhan
Supaya angka golput tidak tinggi masyarakat perlu didorong untuk menggunakan hak pilihnya.
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Supaya angka golput tidak tinggi masyarakat perlu didorong untuk menggunakan hak pilihnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Angka golput (tidak menggunakan hak pilih) dalam pemilu legislatif (pileg) 2014 di Jawa Barat mencapai 28,7 persen. Meski demikian, angka golput ini menurun dibandingkan dengan pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada tahun lalu yang mencapai 36 persen.

"Partisipasi pemilih dalam pileg kali ini sampai 71,3 persen. Target kita sebenarnya 76 persen," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat Yayat Hidayat usai rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan perolehan suara pemilu untuk anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014 di tingkat Provinsi Jawa Barat di Gedung KPU Jalan Garut Kota Bandung.

Dia menjelaskan, dalam pileg kali ini, jumlah pemilih sebanyak 23.776.359 orang yang datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya. Sementara total Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) di Jawa Barat sebanyak 33.334.717.

Sedangkan surat suara yang sah dari para pemilih yakni sebanyak 20.985.455 dan suara tidak sah mencapai 2.790.904. Dalam hasil rekapitulasi suara ini, PDIP ditetapkan sebagai partai pemenang di Jawa Barat. Partisipasi tertinggi berada di Kota Tasikmalaya yang mencapai angka 83 persen. Sedangkan partisipasi paling rendah di antara kota/kabupaten yang lain yakni terjadi di Kota Bekasi yang hanya 61,9 persen.

Namun, sebanyak tiga partai politik (parpol) menolak hasil rekapitulasi suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat dengan tidak menandatangani hasil rekapitulasi. Ketiga parpol tersebut yakni PKB, PBB dan Partai Gerindra. Mereka menilai banyak dugaan terjadinya kecurangan dalam proses pileg di Jawa Barat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement