Senin 05 May 2014 16:16 WIB

Siswa Ini Mengerjakan UN di Tempat Tidurnya

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional (UN) 2014 di SMP Negeri 1, Jakarta Pusat, Senin (5/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional (UN) 2014 di SMP Negeri 1, Jakarta Pusat, Senin (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Irfan Ade Setiyono (15 tahun) yang telentang berbalut kain sarung, hanya bisa sedikit menggeser kepalanya untuk mendapatkan sedikit rasa nyaman. Hampir 20 menit, siswa kelas IX J SMPN 3 Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini menatap lembar- lembar soal di tangannya.

 

Selama membaca sambil telentang, kepalanya hanya bertumpu pada kasur. Tak ada bantal ataupun alas yang lebih lembut untuk kepalanya. Sesekali, bocah ini juga tampak meringis menahan sakit. Maklum tak cukup banyak cahaya yang dapat membantunya menerangi lembar- lembar soal terssebut.

 

Sejenak  mengingat-ingat, dari mulutnya keluar suara lemah. Pada saat yang sama, Sutanto, pengawas UN dari SMPN 1 Ungaran, segera mentransformasikan jawaban tersebut ke lembar jawab komputer (LJK) Irfan. Ini merupakan aktivitas Irfan, salah satu peserta UN jenjang SMP/MTs di Kabupaten Semarang yang terpaksa harus mengerjakan soal- soal dari atas tempat tidur, Senin (5/5).

 

Putra ke-dua pasangan Setiyono (48 ahun) dan Sri Sutami (43 tahun), warga Sembungan Utara nomor 278 ini terancam lumpuh setelah tulang belakangnya patah, akibat terjatuh saat bermain futsal, awal tahun lalu. Saat mengerjakan soal UN hari pertama ini, Irfan diawasi oleh dua orang petugas pengawas UN dari SMPN 1 Ungaran serta seorang anggota Polsek Semarang.

 

Salah seorang pengawas menyediakan diri untuk membantu bocah ini menuliskan pada LJK. “Kebijakan ini diberikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Panitia UN Kabupaten Semarang,” ujar salah satu pengawas, Sutanto.

 

Menurutnya, proses pengerjaan soal- soal UN oleh Irfan, jelasnya, dimulai pukul 07.30 WIB. Irfan dapat mengerjakan dengan lancar dan rampung pukul 09.15 WIB. Setelah rampung, pengawas dan petugas panitia pelaksanaan UN Kabupten Semarang membawa LJK Irfan ke sekolahnya.

 

“LJK Irfan ini dibawa kembali pengawas untuk dikumpulkan dengan LJK peserta UN lainnya asal SMPN 3 Ungaran,” tambahnya.

 

Setiyono (48), orang tua Irfan mengaaku sangat berterimakasih atas kebijakan yang diberikan kepada putra keduanya ini. Semula, jelasnya, pihak sekolah telah menyediakan tempat ujian untuk Irfan di ruang UKS. Namun kondisi kesehatan putranya terus menurun.

 

“Akhirnya dipertimbangkan untuk dapat mengerjakan soal UN di rumah, dan permohonan kami kepada pihak sekolah dipenuhi,” tegas Setiyono.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement