Selasa 06 May 2014 00:14 WIB

Desak HT Mundur dari Hanura, Yuddy Diminta Berkaca

Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Perindo Andi Saiful Haq menilai pernyataan Ketua DPP Hanura Yuddy Chrisnandi yang menyebut Hary Tanoesoedibjo (HT) sebagai orang yang bertanggung jawab atas kegagalan partai tersebut dalam meraih suara maksimal pada Pileg lalu sebagai serangan personal. 

"Tudingan Yuddy kepada Ketua Bappilu Hanura tersebut melampaui kewenangan Wiranto sebagai ketua umum," ujar Saiful Haq, Senin (5/5).

Menurut Saiful Haq,  seharusnya Yuddy berkaca. Alasannya, selama Yuddy memimpin Bappilu Hanura sampai awal 2013, elektabilitas Hanura tidak sampai 1 persen bahkan terancam tidak lolos PT (parliamentary threshold).

Fungsionaris Hanura itu justru menyindir Yuddy.  "Sekarang bicara pemenangan partai padahal dia sendiri tidak mampu meloloskan dirinya dari daerah pemilihan Jawa Barat VIII pada Pemilihan Legislatif 9 April lalu," tegasnya.

Ia menyebut Yuddy hanyalah politisi dengan kisah kegagalan. "Jadi tidak perlu digubris. Yang mengherankan justri Wiranto diam saja. Seharusnya Yuddi diberikan teguran keras, kecuali jika beliau (Wiranto) mengamini serangan Yuddy terhadap HT," cetus Saiful Haq.

Fungsionaris Hanura lainnya, Hendrik Kawilarang Luntungan juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, serangan tersebut menunjukkan Yuddy frustasi karena tidak mampu memenangkan pertarungan di dapilnya pada pileg kemarin. 

"Sehingga mencari-cari alasan yang tidak rasional atas perolehan Hanura," sindirnya. Karena itu, menurut Caleg Hanura ini, Forum Rapimnas Hanura perlu membahas secara tegas atas langkah Yuddy yang telah merugikan citra partai dan membuat keresahan kader-kader Hanura di seluruh Indonesia.

Ia  menilai pernyataan Yuddy bahwa Hary Tanoe bertanggung jawab telah mengganggu keharmonisan partai yang sudah lama dijaga dan dibina bersama. "Forum Rapimnas harus memberikan teguran keras kepada Saudara Yuddy Chrisnandi. Jika perlu, dipertimbangkan untuk diberhentikan dari DPP Hanura," tegas Hendrik.

Sementara itu, pengamat politik senior Burhanuddin Muhtadi ikut berkomentar lewat akun Twitternya @BurhanMuhtadi. Menurutnya, Yuddy lebih baik move on saja. "Masak cari kambing hitam hehe." 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement